Banyak Perampokan, Masyarakat Resah

Selasa, 03 Juni 2014 – 02:09 WIB

jpnn.com - MEDAN - Kasus kejahatan di wilayah Sumatera Utara (Sumut) makin menunjukkan tren menaik. Kini, aksi kejahatan terjadi di mana-mana, seperti pencurian dan perampokan terhadap wisatawan mancanegara (wisman).

Seterusnya banyak kasus perampokan dengan menggunakan terutama bersenjata api. Ragam kejahatan itu disertai pula dengan perkosaan terhadap korban dan melukai atau bahkan membunuh korban.

BACA JUGA: Sumut Bakal Terbelah jadi Lima Provinsi

Peristiwa perampokan, dan penjambretan khususnya yang disertai pembunuhan dan bentuk kekerasan lainnya tercatat sepanjang tahun 2014 ini mewarnai pemberitaan di media massa.

Sikap prihatin mendalam dengan kasus-kasus perampokan itu adalah terus berulang dan tidak satu pun terungkap. Hal ini menuai prihatin mendalam bagi Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi.

BACA JUGA: Jalur Mudik Masih Rusak

"Ada apa dengan kepemimpinan  kepolisian di Sumut, khususnya dalam menjaga keamanan warga Sumut? Apakah kriminalitas dengan menggunakan senjata api, dan disertai perkosaan terhadap korban bakal menjadi tren di tahun 2014 ini? Ekses kejahatan di Sumut selain keresahan luar biasa di kalangan warga adalah citra negatif dari kalangan wisatawan," ujar Farid Wajdi kepada wartawan di Medan, Senin (2/6).

Kejadian tersebut, kata Farid, sangat meresahkan masyarakat secara umum sehingga memunculkan suatu kondisi ketakutan akan kejahatan perampokan (fear of crime) pada masyarakat atau bahkan masyarakat sendiri.

BACA JUGA: Mabes Polri Bantah Tak Hargai Personil Berprestasi

"Kedua hal itu dianggap dua faktor yang menjadi penyebab maraknya kejahatan perampokan. Masalahnya, mengapa tidak banyaknya terungkap kasus-kasus perampokan selama ini ataupun sulitnya aparat kepolisian untuk menangkap para pelaku. Karena boleh jadi, hal itu membuat para pelaku semakin berani menjalankan aksinya," ungkapnya.

Dia mengatakan, secara sosiologis kejahatan merupakan masalah sosial yang terjadi di sepanjang riwayat hidup manusia.

Setiap individu dapat memiliki risiko untuk menjadi pelaku ataupun korban kejahatan. Tetapi di sisi lain, manusia secara hakiki memiliki kebutuhan akan rasa aman.

"Oleh karena itu, harapan yang ada pada setiap manusia bahwa dalam kehidupannya rasa aman itu dapat tercipta di bumi ini. Negara dalam hal ini memiliki kewajiban guna menciptakan rasa aman itu," ujarnya. (mag-6/ila)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Stres Bantai Tetangga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler