Banyak Pihak Khawatir Polarisasi Politik, Berharap Bahtiar Pj Gubernur DKI

Selasa, 04 Oktober 2022 – 10:14 WIB
Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar (depan kiri) dan Menko Polhukam Mahfud MD selaku Ad.Interim Menteri PAN RB saat Rapat membahas 3 RUU pemekaran Papua di Senayan, Selasa (28/6) Foto: Ditjen Polpum Kemendagri

jpnn.com - JAKARTA – Banyak Pihak Yakin Calon Pj Gubernur DKI Bahtiar Mampu Redam Polarisasi Politik.

Sejumlah kalangan khawatir polarisasi politik yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 menyeruak kembali jelang Pemilu Serentak 2024.

BACA JUGA: 15 Kekuatan Bahtiar jadi Pj Gubernur DKI Jakarta, Dukungan Mengalir

Polarisasi politik di Jakarta yang berpotensi memicu konflik di tengah masyarakat dikhawatirkan bisa mengganggu momentum pemulihan ekonomi pascahantaman pandemi Covid-19. Mengingat Jakarta merupakan barometer politik nasional.

Dengan alasan tersebut, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan yang akan habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022, haruslah sosok yang netral.

BACA JUGA: Dirjen Polpum Bahtiar Wakili Pemerintah Matangkan Rancangan PKPU Bersama DPR

“Harus netral, tidak terafiliasi kelompok politik tertentu sehingga mampu meredam polarisasi politik dan konflik akibat politik identitas,” ujar Ari Nurcahyo dalam diskusi "Transisi DKI Jakarta: Sosok Pj Gubernur dan Masa Depan Otonomi Jakarta Pasca IKN" di Kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (3/10).

Sosok Pj Gubernur DKI Jakarta yang mampu mengatasi polarisasi politik, kata Ari, sudah tentu orang yang sudah terbukti punya komitmen kebangsaan yang tinggi.

BACA JUGA: Prof Jimly: Bahtiar Pj Gubernur DKI Sukseskan Program Prioritas Presiden soal IKN, Ada Datanya

DPRD Jakarta sudah mengusulkan 3 calon Pj Gubernur DKI, yakni Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar, Sekdaprov DKI Jakarta Marullah Matali, dan Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.

Bahtiar Lebih Berpengalaman dan Netral

Lucius Karus, peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), setuju dengan pendapat Ari.

Dia mengatakan, Pj Gubernur DKI Jakarta harus figur yang netral, tidak sibuk dengan urusan-urusan politik praktis.

“Dari tiga nama itu, sudah tentu Pak Bahtiar, yang saya kira bisa menjawab kebutuhan mengenai sosok Pj Gubernur yang netral, independen,” ujar Lucius pada diskusi tersebut.

Bahtiar juga sudah pernah menjadi Pj Gubernur Kepulauan Riau, sedang 2 calon lainnya belum pernah.

“Dari tiga calon, satu-satunya yang pernah menjadi Pj gubernur, ya Pak Bahtiar. Pak Bahtiar lebih unggul dari dua calon lainnya,” kata Lucius Karus.

Penilaian serupa disampaikan Presidium Sahabat Disabilitas Indonesia regional Jakarta, Kahar.

Dia menilai, Bahtiar yang paling pas menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta karena selama ini mampu menjaga netralitas dan tidak berafiliasi ke partai politik.

"Kami rasa sosok Bahtiar pantas diangkat sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Selain merupakan memiliki netralitas yang tinggi, ia juga merupakan ASN di lingkungan kementerian dalam negeri yang saat ini pejabat eselon satu,” ujar Kahar dalam keterangannya, Selasa (4/10).

Jabatan eselon I Kemendagri ini, lanjut Kahar, menjadi poin keunggulan Bahtiar, karena sudah pasti mampu menjaga sinergitas antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta. (sam/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler