jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengingatkan kepada masyarakat dan pelajar jangan mudah percaya dengan pinjaman online (pinjol) yang belakangan ini sedang ramai.
Menurut dia saat ini banyak aplikasi pinjol yang belum terverifikasi dan memberikan kemudahan pinjaman kepada masyarakat.
BACA JUGA: Ini Sasaran Empuk Pinjol Ilegal, Waspadalah!
"Banyak dari mereka melakukan pemerasan kepada para peminjam dengan mengancam akan membuka data-data pribadi dari orang tersebut," ungkap Meutya dalam webinar bertajuk "Urgensi Perlindungan Data Pribadi di Dunia Digital", yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (11/10).
Meutya menambahkan maraknya pinjaman online yang terjadi di berbagai kalangan disebabkan dengan bocornya data pribadi.
BACA JUGA: Dapat Perintah Jokowi, Jenderal Listyo Minta Anak Buahnya Segera Sikat Pinjol Ilegal
Selain itu, dia mengatakan kejahatan penyalahgunaan data pribadi seperti jual-beli data pribadi, penggelapan rekening nasabah dan penipuan yang menggunakan data pribadi milik orang lain pun sering terjadi di Indonesia.
"Penggunaan data pribadi dari masyarakat atau perorangan secara ilegal (tanpa persetujuan pemilik data dan bertentangan dengan hukum) untuk mendapatkan keuntungan tertentu,” tutur Meutya.
BACA JUGA: Cegah Pelaku UMKM Terjerat Pinjol Ilegal, Himbara & idEA Luncurkan DigiKU
Disisi lain, CEO Nexus Risk Mitigatin & Strategic Communication Firsan Nova mengatakan, pentingnya untuk memitigasi kemungkinan bocornya data-data pribadi di dunia digital.
Dia pun menyarankan kepada pengguna harus lebih peduli terhadap keamanan data di akun media sosial. Salah satunya membuat kata sandi yang sulit untuk diretas.
“Kita harus lebih aware terhadap password yang kita gunakan, bisa dibuat agar lebih complicated dan tidak berpola," kata dia.
Dia mengatakan sebagian bank dan email terus mengingatkan kepada penggunanya untuk mengganti kata sandi.
"Maka dari itu, mari kita senantiasa mulai dari diri kita, memberikan sebuah ekspektasi bahwa data kita aman," katanya.
Dirjen Aptika Kemkominfo RI Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan masyarakat Indonesia yang sudah melek digital agar terus mewadahi diri agar mampu melindungi data pribadi di dunia digital.
Menurut dia, kemampuan literasi digital merupakan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.
Tidak hanya mengenal teknologi, tetapi cermat menggunakannya.
Oleh karena itu, pemerintah bekerja sama dengan siber kreasi terus berupaya mengadakan kegiatan literasi digital dalam berbagai bentuk.
"Hal ini diupayakan agar masyarakat bisa melakukan perlindungan terhadap data pribadi di dunia digital saat ini.” kata Samuel. (ddy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Dedi Sofian