Sekitar 50 gadis remaja mengangkat tangan ketika ditanya apakah mereka pernah dikirimi foto telanjang di dunia maya. Mereka adalah bagian dari forum di New South Wales yang bertujuan mendidik masyarakat luas akan tekanan dan konsekuensi media sosial yang dialami anak muda.

Penyelenggara acara, Amie Dreyer, dari ‘Chrysalis Girls Program’ mengatakan, banyak orangtua tak menyadari apa yang dilakukan anak-anak mereka online di dunia maya.

BACA JUGA: Universitas Tasmania Terima 130 Gitar Sumbangan dari Dermawan Tanpa Nama

"Para gadis ingin agar orang dewasa mempelajari apa yang terjadi di depan mereka dan tingkat bullying seperti apa yang terjadi, tingkat bahaya seperti apa, dan juga aspek-aspek positif di dalamnya," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Tapi sebagai orang yang bekerja di garis depan dengan anak-anak ini, saya pikir orang dewasa tak tahu apa yang mereka hadapi dan paparan apa yang mereka terima.”

BACA JUGA: Keberhasilan Swasta Luncurkan Roket Picu Optimisme Wisata Luar Angkasa

"Jika saya mengatakan 'siapa yang ada di sini pernah menerima foto telanjang dari seorang laki-laki?' - yang merupakan foto penis yang sedang ereksi - setiap gadis di ruangan akan mengacungkan tangan mereka ke atas,” terangnya.

Ia menyambung, "Saya tak tahu apakah orang-orang menganggapnya cukup standar sampai ke titik di mana para gadis cukup bosan tentang hal itu sekarang dan hanya memutar mata mereka."

BACA JUGA: Mengenal Keunikan Dunia Fesyen dan Mode di Australia


Seorang remaja berpose untuk proyek ‘selfie sehat’ yang mempromosikan citra diri yang positif di antara remaja perempuan. (Foto: Chrysalis Girls Program)

Berbagi foto telanjang

Forum itu dimulai dengan seorang gadis 16 tahun yang berbagi cerita tentang apa yang terjadi ketika ia mengirim foto telanjang ke seseorang yang ia percayai di usia 13 tahun.

"Pada saat itu, saya tak tahu dampaknya. Dalam sebulan, foto itu telah menyebar ke setiap sekolah di Byron, Ballina dan Lismore shires," tuturnya.

"Di mana saya pergi, saya merasa orang menatap saya dan tertawa. Saya merasa tergelincir ke dalam depresi," tambahnya.

Gadis itu mengatakan, ia diejek selama tiga tahun.

"Orang-orang mungkin mengatakan 'mungkin kamu seharusnya tak mengirim foto jika tak ingin itu terebar'," ungkapnya.

"Tapi lain kali seseorang mengatakan, 'saya punya foto telanjang ini', meminta gadis-gadia menghapusnya, karena tak baik bagi seseorang untuk melihat Anda telanjang jika Anda tak menyetujuinya," sambungnya.

Medsos bisa saja aman

Amie mengatakan, program Chrysalis tak bertujuan untuk mencegah perempuan dari menggunakan media sosial, tetapi membantu untuk mendidik mereka tentang bagaimana menggunakannya dengan bijak.

"Untuk memulainya, kami berusaha keras untuk membangun rasa penghargaan diri dan kepercayaan diri," sebutnya.

Ia melanjutkan, "Ketimbang mengatakan 'tidak, tidak, tidak' atau 'lakukan hal ini, jangan lakukan itu,' kami sedang berusaha untuk membuat mereka memahami dari mana asalnya perilaku mereka jika itu memang berasal dari suatu tempat.”

"Banyak perempuan mungkin memiliki trauma berpengalaman atau sesuatu seperti itu, sehingga Anda harus menangani semua isu-isu pertama,” tuturnya.

Ia menjelaskan, "Kemudian, kami mencoba untuk menunjukkan kepada mereka contoh yang baik, menggunakan gadis-gadis lain sebagai mentor, kami mendapatkan gadis yang lebih tua untuk berbicara dengan gadis-gadis muda tentang hal-hal seperti apa yang terjadi jika Anda mengirimkan foto telanjang di usia 13 tahun, dan fakta bahwa Anda bisa dengan mudah berurusan dengan akibatnya selama tiga atau empat tahun ke depan.”

"Gadis-gadis muda tak ingin berada dalam situasi itu, mereka hanya tak tahu dan mereka hanya menjadi bagian dari geng," sambungnya.

Selfie sehat tampilkan citra diri yang positif

Bertepatan dengan forum itu, pameran fotografi yang menampilkan foto-foto dari sebagian proyek Chrysalis 'selfie sehat', juga diadakan.

Sebanyak 90 gadis dari seluruh pantai utara New South Wales ambil bagian dan memotret diri mereka sendiri dalam cara yang positif dan non-seksual.

Ella Flower, 16 tahun, mengatakan, program ini telah membantunya menyadari ada yang lebih penting dalam kecantikan ketimbang menjadi 'seksi'.

"Ketika saya mulai masuk SMA, saya dikategorikan sebagai sesuatu yang bukan diri saya, dan saya mempercayai itu setelah beberapa waktu," akunya.

"Chrysalis telah membuka mata saya dan menyadari bahwa saya bukanlah barang,” ujarnya mantap.

Lilly, 16 tahun, mengatakan, ia berharap forum dan pameran itu memberi orang dewasa wawasan akan bahaya media sosial.

"Satu hal yang ingin saya sampaikan agar orang tua menyadari adalah betapa kejamnya internet dan betapa kejamnya gadis-gadis lain dan apa yang bisa dilakukan media sosial pada hidup orang," sebutnya.

Ia menuturkan, "Orang tua berpikir medsos tak berdampak apa-apa, tetapi itu bisa menyebabkan banyak drama dan menyebabkan banyak hal buruk, seperti bullying.”

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seorang Mahasiswa di Brisbane Meretas Komputer Universitas

Berita Terkait