SLEMAN - Status awas gunung Merapi telah memasuki hari ketiga pada Rabu kemarin (27/10)Puluhan korban meninggal terkena awan panas
BACA JUGA: Pagi Ini Mbah Marijan Dimakamkan
Kendatibegitu, hingga kemarin, masih ada warga yang bersikukuh bertahan di rumah masing-masing
Informasi yang masuk ke posko utama penanggulangan bencana Pakem menyebutkan, sedikitnya 3 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 15 orang ngotot tetap tinggal di kawasan Tlogoputri, Kaliurang.
Petugas Community Development Bethesda Edy Haryanto mengatakan, warga yang tetap bertahan adalah para pemilik warung di kawasan wisata Kaliurang
BACA JUGA: Mbah Marijan Naik Pangkat
"Jarak dari puncak Merapi sekitar 8 kilometerBACA JUGA: PMI Sumbar Kehabisan Kantong Mayat
Menurut dia, saat Merapi meletus sekitar pukul 17.02 Selasa (26/10), mereka bertahan hidup dengan bersembunyi di warung masing-masing"Kami dibantu tim SAR dan PMI telah berusaha membujuk mereka agar mau turunTetapi, tetap saja para pedagang itu menolak," lanjut EdyPara pedagang itu, kata Edy, merasa tetap aman karena kondisi Merapi sudah reda setelah mengeluarkan awan panas dan lava pijar
Sementara itu, hingga siang kemarin, aktivitas tim SAR, PMI, dan relawan mengevakuasi korban tewas yang disebabkan terkena awan panas mulai dihentikanSelanjutnya, tim akan mendata hewan ternak yang ditinggal warga.
Berdasar pantauan Radar Jogja (grup JPNN), sebagian hewan ternak warga lereng Merapi masih hidupKendati begitu, hewan-hawan itu -kebanyakan sapi dan kambing-tampak hangus pada bagian kulitHewan-hewan tersebut rupanya terlindungi dinding kandang saat awan panas melintasNamun, semua hewan ternak yang berada di kandang terbuka mati"Hewan ternak banyak matiHanya sedikit yang tersisa," ungkap Sarbini, 60, warga Kinahrejo, kemarin
Sarbini berharap, hewan ternak yang mati bisa digantiHarapan Sarbini rupanya sedikit mendapatkan angin segarSebelumnya, Menteri Sosial Salim Segaf Aljufry menyatakan bahwa hewan ternak warga yang mati akibat bencana Merapi akan diganti oleh pemerintah"Kami akan data dulu berapa banyak hewan yang mati," katanya saat meninjau barak Hargobinangun Selasa (26/10)
Mensos mengatakan, dalam berkoordinasi dengan pemerintah daerah, evakuasi hewan ternak dilakukan belakanganNyawa manusia lebih utama untuk diselamatkanMenurut Salim, pemerintah tak menyediakan penampungan hewan ternak karena akan menimbulkan cost yang cukup besar"Tetapi, kalau ada hewan yang mati, tentu akan kami ganti," janjinya(yog/jpnn/c4/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Balita Main Korek, Bengkel Ludes Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi