Pagi Ini Mbah Marijan Dimakamkan

Kamis, 28 Oktober 2010 – 05:59 WIB
Jenazah Mbah Marijan. Foto: M Syukron Up Amin/Radar Jogja

JOGJA - Mulai kemarin (27/10), Gunung Merapi yang disebut-sebut sebagai gunung berapi paling aktif di dunia itu tak lagi dijaga juru kunci yang sangat legendaris, Mbah MarijanSosok berumur 83 tahun yang bergelar Mas Panewu Surakso Hargo tersebut ditemukan meninggal di kamar pribadi kediamannya di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Jasad yang diyakini Mbah Marijan itu ditemukan kemarin (27/10) pukul 06.30 oleh para relawan dari tim SAR dan PMI

BACA JUGA: Mbah Marijan Naik Pangkat

Saat ditemukan, tubuhnya tertimbun abu Merapi
Setelah diangkat, posisinya dalam keadaan bersujud

BACA JUGA: PMI Sumbar Kehabisan Kantong Mayat

Diperkirakan, Mbah Marijan terkena semburan awan panas pukul 17.45.

Evakuasi jenazah Mbah Marijan agak sulit dilakukan
Sebab, medan yang harus dilalui tertutup pohon-pohon tumbang dan abu vulkanik setebal 30 sentimeter yang saat itu masih panas

BACA JUGA: Balita Main Korek, Bengkel Ludes Terbakar

Oleh para relawan, jasad Mbah Marijan langsung dibawa ke RSUP dr Sardjito untuk diidentifikasi lebih lanjutLafal tahlil selalu didengungkan para evakuator saat mengangkat jenazah Mbah Marijan, mulai dikeluarkan dari kamarnya hingga menuju ambulans.

Keyakinan bahwa jasad yang sedang bersujud itu adalah Mbah Marijan disampaikan Asih, anaknya"Inna lillaahi wa inna ilaihi raajiun," tutur Asih kepada Radar Jogja (Grup JPNN) setelah menerima kabar penemuan bapaknya oleh relawan dan tim SAR.

Berita meninggalnya Mbah Marijan tersebut membuat istri, anak, menantu, serta cucu-cucunya shockDi kediaman Agus Wiyarto, salah seorang kerabat dekat Mbah Marijan, di Jalan Kaliurang, mereka memanjatkan doa untuk sang juru kunci"SubhanallahMbah Marijan mudah-mudahan khusnul khatimah," ujar Agus yang selalu mendampingi Asih.

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari kerabat, sanak saudara, dan teman melalui handphone yang dibawa AsihSetelah dirapatkan, keluarga memutuskan akan melaksanakan salat jenazah pukul 16.00Waktu itu dipilih karena menunggu kedatangan Widodo, anak Mbah Marijan yang selama ini tinggal di Jakarta.

Pukul 16.05, Widodo dan istrinya tiba di rumah AgusIsak tangis mengiringi kedatangan WidodoPria berkacamata tersebut menangis sejadi-jadinya di depan ibunyaSementara itu, istrinya berpelukan dengan Murni, menantu Mbah MarijanPemandangan sore itu pun penuh haru.

Setelah itu, keluarga dibawa dengan tiga mobil menuju RS SardjitoSetiba di rumah sakit, mereka langsung menuju tempat jasad Mbah Marijan disemayamkanSemula, keluarga akan menyalati jenazah Mbah Marijan di masjid rumah sakit ituNamun, rencana tersebut berubah setelah pihak rumah sakit belum mengizinkan Mbah Marijan dibawa keluarKeluarga pun menungguKepada Radar Jogja, Asih menyampaikan permintaan maaf kepada siapa pun yang pernah bertemu dan berhubungan dengan Mbah Marijan.

"Saya mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf bila ada salah yang dilakukan bapak," ungkap Asih dengan suara parauDia mengungkapkan, bapaknya akan dimakamkan di Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, SlemanLokasi itu berjarak sekitar dua kilometer di bawah KinahrejoPemakaman dilaksanakan pukul 10.00 hari ini (28/10).

Masyarakat yang ingin ikut menyalati jenazah Mbah Marijan diberi kesempatan hingga pukul 09.00 pagi iniSebab, sejak kemarin hingga pukul 09.00 hari ini, jasad Mbah Marijan berada di rumah sakitSetelah pukul 09.00, jenazah almarhum dibawa ke Pangukrejo untuk dimakamkan(uki/jpnn/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas Sudah 272


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler