Noviandi pertama kali menemukan akun TikTok yang menawarkan jasa menyewa pacar, tapi ia awalnya skeptis.

Noviandi, usia 33 tahun, awalnya menduga jasa tersebut penipuan.

BACA JUGA: Seruan Buruh di Australia untuk Kemerdekaan Indonesia

Akun yangawalnya hanya memiliki beberapa ribu follower tersebut memamerkan foto-foto perempuan dan pria yang wajahnya diburamkan, tapi semuanya menjanjikan bisa menjadi "pasangan impian Anda".

Salah satu unggahan berbunyi: "Sella akan selalu ada untukmu."

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: WHO Menyatakan Darurat Kesehatan Wabah Cacar Monyet di Afrika

Yang lainnya berbunyi: "Gien mencintaimu apa pun yang terjadi."

"Arsha bisa langsung jadi pacarmu," bunyi salah satu unggahan.

BACA JUGA: WNI Tersangka Penipuan Ditangkap dan Diadili di Australia

Tapi memang inilah yang sedang dibutuhkan Noviandi.

"Saya hanya butuh teman ngobrol, seseorang untuk berbagi, seseorang yang bisa mendengarkan perasaan saya," katanya.

Noviandi membaca testimoni dari orang-orang yang sebelumnya yang memuji kualitas layanan jasa. Jadi, ia memutuskan untuk mencobanya.Layanan daring dan tatap muka

Florence Ghea Priscilla, 22 tahun, yang dikenal sebagai Florence, sibuk mengelola layanan sewa pacar, PinjemDoi, yang diluncurkan dua tahun lalu.

Setiap pekan, ia menerima 200 hingga 300 pesanan dari pelanggan di seluruh Indonesia, yang ingin menyewa salah satu dari 30 mitra penyedia layanan.

"Untuk pesanan online, ada teks, panggilan audio, panggilan video, atau bahkan meminta selfie, pesan suara, bermain games hape bareng, dan 'sleep call'," katanya.

'Sleep call', sedang populer di Indonesia, adalah ketika dua orang melakukan percakapan telepon hingga salah satu dari mereka tertidur.

Pelanggan dapat mengajak penyedia layanan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berbelanja, menonton film, atau nongkrong di kafe.

Bahkan ada juga yang mengajak mereka ke acara formal, seperti wisuda dan pernikahan, untuk menghindari pertanyaan kenapa belum menikah.

Harga layanan pinjam pacar tergantung dari layanan yang diberikan.

'Selfie' atau pesan suara sederhana dapat dikenakan biaya Rp10 ribu, sementara kencan langsung dan panggilan video mencapai hingga Rp80 ribu per jam.

Florence mengatakan meski jarang terjadi, tapi ada satu kasus di mana pemberi layanan dan pelanggan akhirnya jadian.

"Satu pasangan bahkan menikah," katanya.

"Saya agak terkejut saat itu … mitra penyedia layanan mengundurkan diri, tak lama setelah itu mereka mengirim undangan pernikahan."Populer di Indonesia

Konsep menyewa pacar berawal dari Jepang pada awal tahun 2000-an, saat sejumlah perusahaan menyediakan layanan bagi mereka yang mencari teman tanpa ikatan hubungan.

Pici, yang meminta agar identitasnya disamarkan, melihat peluang serupa di Indonesia, hingga akhirnya membuka Rentmate.id.

"Ternyata banyak orang Indonesia yang tertarik dengan layanan ini," katanya.

Tahun 2021, data Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan sebanyak 61,1 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 22 persen dari populasi, belum menikah, bercerai, berpisah, atau menjadi janda.

"Banyak orang di Indonesia yang belum pernah merasakan kencan, atau bahkan sekadar memiliki seseorang yang dapat mereka ajak untuk menyampaikan perasaan mereka dengan bebas," kata Florence.

Karenanya ia ingin menciptakan layanan yang memungkinkan pelanggan terhubung dengan "pasangan impian" mereka.

"Tidak seperti hubungan di dunia nyata, yang terkadang bisa dramatis atau terus-menerus bertengkar, kami melatih mereka untuk selalu menampilkan yang terbaik."

Kedua penyedia jasa mengatakan mereka mengutamakan keselamatan mitra penyewaan mereka.

Florence menjelaskan PinjemDoi mengharuskan foto kartu identitas nasional pelanggan sebelum interaksi.

"Kencan langsung harus selalu dilakukan di tempat umum."

"Jika pelanggan mengundang mitra penyedia layanan ke rumah atau hotel mereka, kami langsung menolaknya," katanya.

Rentmate.id mengambil langkah pencegahan lain, seperti menolak panggilan video secara daring, karena risiko yang dapat ditimbulkannya terhadap keselamatan mitra penyewaan.Ada juga mitra pria

Justin, nama samaran yang dipilihnya saat bergabung dengan layanan sewa pacar, adalah mitra pria pertama yang direkrut oleh Rentmate.id.

Pelanggan berulang kali memesan Justin karena ia memiliki kepribadian yang menyenangkan dan santai.

Seorang klien sangat menyukainya hingga memesannya selama tujuh hari berturut-turut.

Justin mengatakan kunci kesuksesannya adalah kemampuan beradaptasi dan berbaur dengan berbagai kepribadian.

"Kita harus bisa mengendalikan mood," katanya.

"Kita tidak boleh berada dalam suasana hati yang buruk saat berinteraksi dengan pelanggan."

Justin menekankan menjaga profesionalisme sangat penting, terutama saat terlibat dalam interaksi yang penuh kasih sayang dan romantis dengan klien.

"Kita tidak boleh baper … ini hanya layanan penyewaan dan klien adalah klien," katanya.

Justin selalu terbuka tentang pekerjaan paruh waktunya sebagai penyedia jasa layanan pacar kepada orang-orang terdekatnya, termasuk keluarganya dan bahkan pacarnya.

"Sebelum kami mulai berpacaran, saya memberi tahu dia kalau saya melakukan pekerjaan ini, katanya.

"Saya menjelaskan kalau ini semua hanya sewa, tidak pernah serius dan saya dibayar [untuk menjadi pacar mereka]."

Pacarnya mengerti dan hanya meminta Justin untuk selalu transparan dengan pengalamannya.

"Bahkan ibu saya mendukung," katanya.

"Katanya: 'Tidak apa-apa, kamu boleh melakukan apa pun yang kamu inginkan'."Pakar tetap skeptis

Indah Sundari, psikolog dan pendiri Sundarindah Psychological Corner, mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi lonjakan permintaan mitra sewa di Indonesia.

"Manusia pada umumnya memiliki kebutuhan mendasar akan kasih sayang," katanya.

"Kebutuhan untuk berafiliasi, terhubung, dan menerima cinta serta perhatian dari orang lain."

Sebuah survei tahun 2022, yang melibatkan lebih dari seribu laki-laki dan perempuan Indonesia, menemukan kesepian menjadi faktor terbesar kedua yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental di Indonesia.

"Empat puluh enam persen orang Indonesia merasa kesepian. Itu angka yang signifikan," kata Indah.

Tapi Indah skeptis dengan keberlanjutan dari fenomena sewa pasangan.

"Manusia, khususnya mungkin orang Indonesia, sering kali tertarik pada hal-hal yang instan dan cepat," katanya.

"Menemukan pasangan sejati bukanlah proses yang sederhana dan cepat."

"Kita harus menunggu seseorang yang cocok, mengenal mereka terlebih dahulu, lalu menjalani masa penyesuaian saat mulai pacaran."

"Semua butuh waktu."

Indah juga menekankan menyewa pacar hanya bersifat sementara.

"Kita menginvestasikan begitu banyak waktu, tenaga, dan uang kepada seseorang yang pada dasarnya adalah orang asing, kita tidak benar-benar tahu siapa mereka," katanya.

Ia lebih menyarankan mereka yang berjuang melawan kesepian untuk mencari bantuan dari seorang profesional, selain juga memanfaatkan waktu untuk menemukan pasangan sejati.

"Tidak apa-apa jika prosesnya panjang, tidak apa-apa jika terkadang kita harus memulai semuanya dari awal," katanya.

"Ini adalah investasi jangka panjang yang akan membuahkan hasil pada akhirnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsa Dianggap Provokatif

Berita Terkait