jpnn.com - JAKARTA- Keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada rakyat kecil dipertanyakan honorer K2. Revolusi Mental yang diusung Jokowi juga dianggap hanya sebagai slogan.
"Kami mau bertanya kepada Bapak Presiden yang terhormat, yang mau direvolusi itu mental atau waduk dan jembatan?” ujar Ketua Tim Investigasi Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Riyanto Agung Subekti alias Itong kepada JPNN, Rabu (27/1).
BACA JUGA: Ada Program Transmigrasi untuk Mantan Anggota Gafatar?
Bagi honorer K2, sambung Itong, alasan pemerintah tidak memiliki uang untuk mengangkat mereka menjadi CPNS sangat menyakitkan. Pasalnya, pemerintah menggelontorkan anggaran triliunan rupiah untuk dana desa.
Padahal, dana desa banyak yang mandek karena pelaksanaannya di lapangan tidak jelas.
BACA JUGA: Siap-Siap Pak Menpan-RB! Lima Ribu Honorer K2 Jatim akan Serbu Jakarta
"Presiden bilang daripada angkat honorer K2 yang sudah tua, lebih baik dananya digunakan untuk bangun waduk. Kok bisa pemimpin negara yang dekat dengan rakyat berpikir seperti itu. Apakah Bapak Presiden tahu, kami menua karena mengabdi puluhan tahun sebagai tenaga pendidik dengan gaji Rp 300 ribu," beber Itong. (esy/jpnn)
BACA JUGA: IPW: Din Minimi Diberi Amnesti, Aceh akan Bergejolak Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Golkar, Anak Buah Mega Ingatkan Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi