Bapepam Semprit Manajemen BUMI

Selasa, 13 Januari 2009 – 10:20 WIB
JAKARTA – Sentimen negatif kembali menerpa saham PT Bumi Resources Tbk dan merontokkan saham emiten pertambangan tersebutHal ini ditandai dengan langkah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang menyemprit aksi korporasi yang dilakukan dengan mengakuisisi tiga perusahaan senilai kurang lebih Rp 6 triliun.
Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany mengemukakan bahwa pihaknya segera memanggil manajemen BUMI untuk meminta klarifikasi terkait dengan aksi yang dilakukan oleh perusahaan

BACA JUGA: TDL Industri Ikut Turun

“Kami kaget karena Bapepam belum pernah menyetujui aksi korporasi tersebut,” ujarnya di Jakarta, Senin (12/1).
Bapepam-LK, kata Fuad, tidak pernah diberitahukan sebelumnya hingga pemanggilan yang dilakukan pekan lalu
“Kami akan melakukan pemanggilan lagi

BACA JUGA: Tarif Listrik Belum Ikuti Penurunan Harga BBM

Bapepam belum melakukan apa-apa, tapi mereka sudah bertransaksi
Begitu saya
dengar kabar akuisisi, manajemen langsung kami panggil,” ungkapnya.
Bapepam sendiri juga telah meminta sejumlah dokumen soal aksi-aksi tersebut

BACA JUGA: 15 Januari, BBM Turun Lagi

Dokumen itu akan digunakan otoritas pasar modal untuk mengambil kesimpulan.
“Kami saat ini sedang memastikan apakah benar tidak ada transaksi material seperti yang dikemukakan oleh mereka (manajemen BUMI)Karena transaksi tersebut nilainya sangat besar mencapai Rp 6 triliun,” paparnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, BUMI telah mengumumkan pembelian tiga perusahaan tambang dengan nilai yang tinggi dalam waktu yang berdekatanBumi membeli 76,9 persen saham saham perusahaan PTFajar Bumi Sakti senilai Rp 2,47 triliunBUMI juga melakukan pembelian secara tidak langsung saham DEWA sebesar 43,6 persen senilai Rp 2,4 triliun.
Terakhir BUMI melalui anak usahanya PT Bumi Resources Investment membeli 89 persen saham yang dikeluarkan Pendopo Coal Ltd senilai Rp 1,303 triliunPendopo Coal secara tidak langsung memiliki 94,9 persen saham PT Pendopo Energi Batubara.
Saham BUMI pada pembukaan perdagangan kemarin anjlok 9,52 persen turun Rp 60 ke level Rp 570 per sahamHarga saham BUMI tersebut terendah sejak tahun 2003 yang pernah ada di level Rp 500 per saham.
Broker asing yang melakukan penjualan besar-besaran saham BUMI adalah Merrill Lynch Indonesia (ML), CLSA Indonesia (KZ) dan BNP Paribas Securities Indonesia (BW)
Rumors yang berkembang ada skenario untuk menekan harga saham tersebut hingga ke level Rp 400 per lembarSumber Jawa Pos di pasar modal mengemukakan bahwa berbagai pihak yang tertarik untuk membeli saham emiten pertambangan tersebut terus mendorong harga saham tersebut untuk jatuh
Sebelumnya, pengamat pasar modal Dandossi Matram menilai bahwa kondisinya anjloknya harga saham BUMI harus dimanfaatkan oleh investor dengan membeli secara bertahap“Kalau harganya murah, ya saatnya untuk masuk dong,” paparnya.
Dandossi mengumpamakan krisis finansial akan berakhir dalam 2-3 tahun mendatang“Saat itu, kondisi harga saham BUMI jelas jauh akan berlipat dan menjanjikan keuntungan bagi investor pasar modal,” tandasnya(iw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutanto Siap Atasi Kelangkaan BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler