Demikian disampaikannya ketika membuka Seminar Pengembangan Energi Nasional, Sebagai Upaya Peningkatan Jaminan Pasokan Energi di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Kamis, (16/10).
"Besarnya subsidi BBM dan Listrik ini saja sudah menunjukan ada yang salah dengan pengelolaan energi nasional," katanya.
Selanjutnya, Kepala Bappenas ini juga mengatakan, besaran subsidi BBM dan Listrik ini akan mengurangi pangsa anggaran untuk penyediaan barang dan jasa publikIndikator lainnya, menurut Paskah, adalah krisis listrik yang tengah dihadapi terutama pada sistem listrik Jawa-Madura-Bali (JAMALI) yang menjadi pusat industri nasional
BACA JUGA: Rp 818 T Lenyap di Lantai Bursa
Defisit supply listrik sering terjadi pada beban puncak (peak load) dengan reserve margin sebesar 27%Selain itu, indikator lainnya adalah komposisi bauran energi yang didominasi oleh Bahan Bakar Minyak sebesar 54,4% dari total pemanfaatn energi nasional
BACA JUGA: PLN Paksa Pelanggan Mewah Berhemat
Hal ini menjadikannya sangat rentan terhadap gejolak kenaikan harga minyak dunia.Hal lain yang termasuk indikator kerentanan energi nasional adalah tingginya intesitas energi di Indonesia dengan indeks 500 dibandingkan Jepang yang hanya 100, Thailand sebesar 380 maupun Malaysia yang hanya 420
Disamping itu, menurut Paskah penguasaan tekhnologi yang masih rendah dalam eksplorasi dan eksploitasi energi primer khususnya minyak dan gas bumi merupakan hal perlu diperhatikan terkait dengan pencapaian ketahanan energi nasional.(wid)
BACA JUGA: SBY Minta Kepala Daerah dan Pengusaha Dukung Pemerintah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laba Bersih Danamon Naik
Redaktur : Tim Redaksi