jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menerapkan sistem layanan terintegrasi untuk mendukung program pemerintan dalam menggenjot ekspor komoditas pertanian.
Layanan terintegrasi, termasuk dengan instansi eksternal itu dilakukan melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan).
BACA JUGA: Dapat Persetujuan DPR, Barantan Kementan Bakal Perkuat Sarana Perkarantinaan
"Dengan layanan terintegrasi, kami berharap makin banyak minat pelaku usaha dan calon eksportir yang berinvestasi di bidang pertanian," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang di Jakarta belum lama ini.
Layanan satu pintu bernama IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) itu merupakan pelayanan terintegrasi yang memungkinkan interkoneksi dan interoperabilitas semua jenis layanan karantina, baik internal maupun eksternal.
BACA JUGA: Rock Melon Tercemar Bakteri Mematikan, Ini Langkah Barantan
IQFAST kini telah terintegrasi dengan portal Indonesia National Single Window (INSW).
Bambang menjelaskan IQFAST membuat layanan ekspor/impor komoditas pertanian lebih mudah dan efisien bagi pelaku usaha serta calon peminat usaha.
BACA JUGA: Barantan Bersama Polri-TNI Sita 200 Ton Komoditas Ilegal
Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan pelayanan sekaligus upaya optimalisasi pengawasan. Pelayanan menjadi lebih cepat.
Sistem ini telah diimplementasikan di 11 pelabuhan impor dan 4 pelabuhan ekspor.
Upaya ini, kata Bambang, untuk mendorong pertumbuhan dan akselerasi ekspor produk pertanian di seluruh provinsi Indonesia.
"Upaya ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi terkait peningkatan pemulihan ekonomi melalui investasi dan ekspor," kata Bambang.
Sistem internal IQFAST juga memungkinkan pertukaran data sertifikat elektronik (e-cert) dengan badan karantina negara lain, yaitu Belanda, Selandia Baru, Chili, Australia, Singapura, dan China.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya meningkatkan kepercayaan negara mitra terkait sertifikasi oleh Badan Karantina Pertanian untuk mendukung percepatan ekspor.
Kementerian Pertanian memiliki program mendorong ekspor komoditi pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Geratieks).
Gerakan ini dibuat sebagai ajakan pemerintah kepada seluruh pemangku kepentingan pertanian agar bekerja dengan cara out of the box.
"Kita bisa bekerja memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring, dan kerja sama yang kuat. Dengan begitu, akses informasi terkait potensi komoditas ekspor di masing-masing daerah terbuka lebar dan memiliki tujuan ekspor yang bisa diakses melalui aplikasi peta potensi ekspor dan IMACE (Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export)," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi