BACA JUGA: 14 Saluran Air di Jakpus Dinormalisasi
“ Pusat masih basa-basi dalam menangani banjir Ibu kotaBACA JUGA: Di Jakut, Beredar Hewan Sakit untuk Kurban
Itu juga Cuma basa-basi,” kata staf pengajar teknik lingkungan Universitas Indonesia Firdaus Ali kepada INDOPOS.Menurut Firdaus, bencana banjir Jakarta tidak akan tuntas tanpa campur tangan pemerintah pusat
Sekalipun kini DKI Jakarta dipimpin Gubernur Fauzi Bowo yang notabene sebagai ahli tata ruang
BACA JUGA: Korban Tewas Kecelakaan Busway Meningkat
Namun, manajemen penanganan banjir masih seperti itu-itu saja. “Masih menggunakan manajemen by accidentAda banjir, baru bikin seminarKemudian cari kambing cokelat,” ujar Firdaus menegaskan.Firdaus, yang juga anggota Dewan Sumber Daya Air itu, menilai penanganan banjir di Jakarta masih belum dilakukan secara maksimal”Pembenahan saluran air sekunder seperti gorong-gorong bisa dikerjakan selama satu tahun anggaranKalau penataan saluran primer berupa pengerukan sungai, tidak bisa selesai dalam satu tahun anggaranDana yang dibutuhkan juga jauh lebih besar,’’ jelas FirdausPenanganan banjir dengan membangun saluran sekunder tanpa membenahi saluran primer pada akhirnya hanya akan mengurangi genangan, bukan mengusir banjir.
Akademisi berkacamata ini menambahkan, koordinasi penanganan banjir yang selama ini didengungkan antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI pada kenyatannya bukan perkara mudahFirdaus menyebut, harus ada penataan ulang tugas pokok dan fungsi pada unsur-unsur pemerintah yang terlibat dalam penanganan masalah banjir kaitannyaBaik unsur yang berasal dari pemerintah pusat maupun Pemprov.
Apakah perlu dibentuk badan khusus menangani banjir Jakarta? ’’TidakMestinya malah ada kementerian khusus yang menangani masalah sumber daya air,’’ beber FirdausDia menambahkan, Malaysia, Singapura dan Papua Nugini adalah tiga negara yang secara khusus memiliki kementerian yang mengurusi penanganan sumber daya airMenurutnya, tiga negara tersebut sudah menyadari masalah sumber daya air sangatlah pentingIndonesia yang telah mengalami miss management pengelolaan sumber daya air seharusnya bisa meniru tiga negara tersebut.
Secara terpisah, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrat Achmad Husin Alaydrus melontarkan kritik pedas kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi BowoAlaydrus menyebut Foke, sapaan Fauzi Bowo, kurang cakap dalam menata Jakarta”Selama kepemimpinan Foke, belum ada perubahan signifikan yang terasa,” kata diaTermasuk penanganan banjir dan transportasi masal yang masih jauh dari harapan banyak orang
Menurutnya, Jakarta kini tidak lebih baik dari masa sebelumnyaMenurut dia, banyak keluhan warga Jakarta yang belum juga mendapat solusi maksimal selama kepemimpinan Fauzi BowoDalam penanganan banjir misalnyaSampai kini, jumlah daerah rawan banjir tidak berkurang secara siginifikanMalah, muncul kecenderungan luasan baru daerah genangan.
”Mestinya SBY menjewer Gubernur biar kerjanya serius dan bisa koordinasi dengan bawahanDengan Wagub juga tidak kompakAnggaran ratusan miliar untuk banjir tapi kerjanya memble! Minta maaf doang,” sambung AlaydrusLemahnya kepemimpinan Fauzi Bowo tersebut membuat penataan Jakarta menjadi tidak maksimalAncaman banjir masih menjadi momok setiap musim hujan tibaPenanganannya juga masih terkesan sporadis.
Ditemui terpisah, Fauzi Bowo membantah lemahnya koordinasi antaraparat di bawahnya dan dirinyaDia mengatakan, saat ini koordinasinya dengan jajaran di bawah selalu intensTermasuk jika akan kondisi darurat seperti banjir”Ya semua pihak kita koordinasikan, termasuk warga, termasuk instansi terkait,” kata Foke saat meninjau lokasi banjir di kawasan Kali Krukut, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (31/10)Dia menemani Menkokesra Agung Laksono mengunjungi Posyandu Nangka I, RT 8/3, Cilandak.
Menurutnya, ketika hujan turun, otomatis dia langsung menghubungi aparat di bawahnya, termasuk Lurah hingga wakil camat yang ada di lokasi kejadianDia minta semua dukungan logistik yang dibutuhkan dan diajukanSeperti pos, tenda-tenda darurat, pos kesehatan, dapur umum, obat-obatan dan makanan”Kita juga memberikan bantuan untuk meminimalisir bencana ini,” ujarnya.
Menurut Foke, masih banyak masyarakat yang belum memahami rencana jangka panjangnya untuk mengatasi genangan dan banjir di JakartaRencana jangka pendek, katanya, yaitu dengan mengembalikan fungsi sungai, dan memperluas badan airDi samping proyek jangka panjang membuat waduk atau tempat parkir air yang luasnya cukup memadai sehingga air itu tidak mengenai kawasan penduduk.
Foke menjelaskan, sekitar 1 hektar tanah milik Dinas Pertamanan DKI akan dibuat waduk”Tetapi kita masih butuh 1,6 hektar lagiUntuk itu saya butuh pengertian dari warga dan dukungan dari wargaKarena itu untuk kepentingan warga juga di siniPada umumnya memang terjadi penyempitan-penyempitan,” katanya.
Diketahui, ratusan rumah warga di lima RT Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, terendam banjir setinggi 2 meter, Senin (31/10) dini hari kemarinBanjir sudah dirasakan warga sejak tujuh bulan laluBahkan tidak ada hujan sekalipun, kawasan tersebut kerap terendam air.
Senin (31/10) malam, warga di lima RT 7, 8, 9, 10 dan 11 RW 3 Kelurahan Pondok Labu harus diungsikanBanjir awalnya disebabkan karena penyempitan sungai yang semula 6 meter menjadi 2 meter
Warga mengeluhkan pembangunan tanggul di belakang markas marinir yang dianggap sebagai biang banjirSelama ini, luapan sungai terbagi ke kawasan marinir dan perumahan wargaSejak dibangun tanggul, praktis semua luapan air sungai lari ke perumahan wargaAlhasil, banjirpun semakin parah”Kira-kira 7 bulan lalu, mereka membuat gorong-gorong tanpa kompromi dengan warga dan menutup sungaiKami minta pada menteri dan gubernur untuk membongkarnya,” ujar Rafael Tokan, 70, warga setempat.
Senin (31/10), kendaraan berat dikerahkan anggota marinir Cilandak untuk mengeruk tanah dan membongkar satu persatu batu-batu conblock yang sebelumnya dibangun di atas gorong-gorong
Selain itu, bronjong (tumpukan batu berkawat di sepanjang tepi kali) juga dibongkarPembongkaran dilakukan untuk memperluas aliran sungai untuk mengurangi dampak banjir
Menkokesra Agung Laksono mengatakan, hal itu merupakan upaya untuk menormalisasikan kembali sungai yang sifatnya tidak sementara agar tidak menyengsarakan warga setempat”Kita imbau masyarakat untuk tenang, karena ke depan curah hujan akan tinggi,” katanya.
Sementara itu, Komandan Korps Marinir (Dankor Mar), Mayjen TNI Alfan Baharuddin.mengatakan, pihaknya akan membongkar semua material yang diperkirakan berpotensi menyempitkan aliran sungai”Diusahakan 2 hari selesai,” tegas Alfan di lokasi banjir Pondok Labu, Senin (31/10) siang.
Mayjen TNI Alfan membantah pembangunan turab dan pemasangan bronjong menyebabkan penyempitan Kali KrukutDia menyangkal jika semua itu memicu terjadinya banjir ketika hujan turun.
”Turab dan bronjong itu mengamankan tanah di sekitar kali karena rawan erosiMarinir tidak pernah membangun pemukiman di tepi kali, mereka (warga) yang membangun,” tegas Alfan kepada wartawan.
Alfan menambahkan, sejak awal, tidak ada batas tanah yang jelas antara markas militer, kali, dan pemukiman warga”Ini kan bantaran kali dibangun rumah-rumah warga dengan cara menumpuk sampahBelum ada batas yang jelas,” katanya.
Ke depan, ada wacana merelokasi warga dari bantaran Kali KrukutSebelumnya pihaknya telah merelokasi warga di RT 6 RW 3 dari bantaran kali yang kini menjadi lapangan latihan menembak marinir”Relokasi kan sudah pernahSekarang mereka minta harga cukup tinggi, kita tidak punya banyak uangMasih negosiasi, tapi belum ada kesepakatan harga,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekda Pemprov DKI Jakarta Fadjar Panjaitan mengatakan, untuk jangka panjang, Pemprov akan membangun waduk di Kali Krukut guna menampung banjir kiriman dan hujan lokal yang terjadi di JakartaWaduk Kali Krukut akan dibangun pada tahun 2012 dengan anggaran sekitar Rp 10 miliar.
“Ini membutuh pembebasan lahanMasih ada lahan yang belum dibebaskanSambil menunggu proses pembebasan lahan dan pembangunan waduk Kali Krukut pada tahun 2012, maka kita akan lakukan sodetan kali melalui tanah yang sudah dibebaskan,” kata Fadjar di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (31/10).
Fadjar membantah, banjir yang terjadi di sekitar Kelurahan Pondoklabu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan ini akibat adanya pembangunan lapangan tembak milik MarinirJustru, pihak Marinir sudah melakukan penurapan sisi Kali Krukut yang berhadapan dengan lahan merekaBuktinya di sepanjang bantaran kali di sisi depan lahan mereka sudah tidak ada lagi bangunan.
“Sekarang tugasnya Pemprov DKI melakukan penurapan di sisi samping lainnyaKarena masih banyak bangunan di bantaran kali di sisi lainnya,” ujarnya(tir/ibl/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prijanto: Foke Koordinasinya Lemah
Redaktur : Tim Redaksi