jpnn.com, BATU - Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GM FKPPI Ahmad Basarah memberikan sambutan dalam Rapimda II GM FKPPI Jawa Timur pada Jumat (25/3) di Kota Batu, Jatim.
Pemilihan tema Komitmen GM FKPPI dalam Berfikir, Bergerak Menghadapi Ancaman Radikalisme dan Separatisme di Era Digitalisasi dengan Solid, Kuat, Militan Menjaga Pancasila dan NKRI itu adaptif dengan perubahan zaman yang makin cepat dan dinamis.
BACA JUGA: Catatan Ketua MPR RI: Menuju Endemi, Ikhtiar Merdeka dari Covid-19
Kemajuan teknologi informasi telah mengubah berbagai sendi kehidupan dan menyebabkan terjadinya disrupsi di berbagai lini kehidupan.
Dampak lain yang juga timbul adalah memudarnya konsep ideologi.
BACA JUGA: Ahmad Basarah: Kepala Daerah Wajib Ajak Masyarakat Tangkal Radikalisme
Ideologi dianggap telah usang dan tidak relevan.
Pancasila rentan masuk perangkap politik endism, suatu konsep tentang akhir ideologi.
BACA JUGA: Basarah Beri Pesan Khusus kepada Guru Dayah di Aceh Barat
Hal lain yang disampaikan Basarah adalah fenomena Metaverse.
Yakni, teknologi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lain secara virtual.
Dalam Metaverse, pengguna membuat avatar sesuai keinginannya.
Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D.
Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.
Di Metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual, seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli properti digital.
''Pertanyaannya apakah bangsa kita sudah siap untuk mengantisipasi berbagai ekses yang akan ditimbulkan dari fenomea dunia Metaverse,'' ujarnya.
"Pakar terorisme di pusat edukasi, teknologi, dan inovasi antiterorisme di National Omaha, Nebraska, AS, belakangan meneliti potensi metaverse menjadi markas kelompok teroris di masa depan,'' ucapnya.
Metaverse makin memuluskan aksi terorisme di dunia virtual.
Tokoh teroris dapat berupa avatar digital yang berdiri di pusat keramaian dan melakukan propaganda sambil berusaha memikat penonton dengan iming-iming masa depan sesuai keyakinan ideologinya.
''Apakah kita sudah siap menghadapinya? Sudahkan kita memiliki perangkat hukum yang mengatur hal tersebut?" ungkap Basarah.
Potensi ancaman lain yang juga disampaikan Basarah adalah liberalisme atau individualisme yang membawa paham kebebasan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Mereka juga mempropagandakan paham kosmopolitanisme.
Berbagai ragam ancaman kebangsaan itulah yang harus disikapi dengan cermat dan saksama.
"Agar ketahanan nasional kokoh dan kuat, kita harus memahami dan kembali kepada jati diri ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita," kata Basarah.
Karena itu, seluruh kader GM FKPPI harus menjadi otak, mata, dan otot organisasi yang dapat memetakan, menganalisis, dan menjaga Pancasila dan NKRI dari rongrongan ideologi transnasional,'' ucap Basarah. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi