jpnn.com - JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka keran kepada wisata religi ke Indonesia. Napak tilas dan kegiatan budaya itu juga menjadi tema khusus berwisata di Tanah Air. Terutama wisman asal Singapura yang merasa dekat dengan Batam-Bintan.
“Kalau Idul Adha banyak muslim Singapura dan Malaysia yang ke Batam-Bintan untuk menyembelih binatang korban, dan kami senang saja,” kata Arief Yahya di Jakarta, Senin (15/2).
BACA JUGA: Pak Jokowi, Begini Sikap FAKSI Soal Revisi UU KPK
Dalam konteks pariwisata, ziarah itu juga aktivitas wisman. Menurut UN-WTO, Badan PBB yang bergerak di bidang pariwisata, definisi pariwisata adalah orang asing masuk ke wilayah suatu negara, minimal 24 jam, melintas boarder line, bukan untuk bekerja mencari pendapatan di negara itu.
“Wisata religi masuk di situ. Seperti Madinah dengan para peziarah Nabi Muhammad,” ujar Arief.
BACA JUGA: Seperti ini Langkah Konsisten KKP Berantas Illegal Fishing
Begitupun saat Imlek, umat Konghucu juga boleh bersembahyang di Batam-Bintan, sambil berwisata. Batam, kata dia, rupanya memang menjadi destinasi wisata yang menarik bagi ratusan umat Budhist Singapore.
Sejak Sabtu (13/2), sebanyak 197 umat Budhist Singapore masuk ke Batam. Mereka berwisata sambil beribadah.
BACA JUGA: Gerhana Matahari Total Jadi Wisata Pendidikan dan Astronomi
Gubernur Kepulauan Riau HM Sani, sejak dilantik Presiden Joko Widodo di Istana negara, Jumat (11/2/2016) lalu, langsung tancap gas menarik lebih banyak wisman ke Kepri.
Dia langsung menebar pesona memperlihatkan kemolekan alam dan budaya Batam dan Bintan kemana-mana.
Segala fenomena masa kini yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman dimanfaatkannya sebagai kendaraan dalam melakukan promosi. Salah satuya, lewat wisata religi.
“Ini peluang besar untuk Batam. Umat Budhist Singapore bisa melakukan banyak hal di Batam yang tidak bisa dilakukan di negaranya,” papar HM Sani didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Guntur Sakti.
Faktanya, menurut Sani, Batam masih menjadi magnet bagi warga Singapore. Wisata religi yang dilakukan 197 umat Budhist Singapore adalah buktinya. Sejak Sabtu (13/2), ratusan umat Budhist ini leluasa melakukan banyak hal yang tak bisa dilakukan di negaranya.
“Mereka melakukan Fang Sen. Itu ritual melepas makhluk hidup ke alam bebas. Hari ini, ada ratusan kura-kura, burung merpati dan ikan yang dilepas ke alam bebas. Dan malam ini, mereka berencana melepas 200 lentera udara di kawasan wisata Ocarina Batam Center,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Guntur Sakti.
Menurut Guntur, kegiatan melepas makhluk hidup serta lentera udara sangat dilarang di Singapore. Tapi di Batam, umat Budhist Singapore bisa dengan leluasa melakukannya.
“Bagi mereka ini adalah kebajikan untuk alam semesta. Dan pemerintah daerah harus berpartisipasi di dalamnya karena jarak Singapore dan Batam hanya 20 km dengan waktu tempuh perjalanan hanya 30 menit. Kami harus bisa melayani tamu-tamu tadi dengan sepenuh hati,” paparnya.
Untuk umat Budhist Singapore, Batam menyediakan Vihara Samudra Dharma, Tiban Mentarau, iban Indah, untuk beribadah. Setiap bulannya, ada 800 hingga 1.000 pengunjung baik dalam maupun luar negeri berkunjung ke sana.
Di Vihara Samudra Dharma yang dibangun di lahan 1.500 meter persegi ini, juga dibangun patung Dewi Kwan Im setinggi 10 meter. Untuk mendukung keindahan wisata, pihak pengelola vihara juga telah membangun 12 shio yang berlokasi di luar vihara.
“Semua orang boleh masuk. Disitu juga dibangun shio-shio bagi pengunjung yang ingin berfoto,” katanya.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembuatan KTP Anak Bertahap
Redaktur : Tim Redaksi