jpnn.com - BATAM – Setelah sehari sebelumnya menerima kunjungan kerja Duta Besar Australia Paul Grigson, Wali Kota Batam Rudi menerima kunjungan lagi dari perwakilan Kedutaan Besar Amerika, Phill Nervig di kantor Wali Kota Batam, Kamis (21/4).
Kedatangan Phill bertujuan untuk melihat perkembangan investasi di Batam. "Kami membahas kerjasama di bidang investasi dan perdagangan, karena Batam itu penting bagi Amerika," ujarnya seperti dikutip dari batampos.co.id (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Dalami Kasus Bansos, Bupati Natuna Ilyas Sabli Diperiksa
Phill mengatakan ia sangat ingin mengetahui status Badan Pengusahan (BP) Batam, status hukum, dan situasi investasi di Batam selama masa transisi enam bulan menuju status sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Keputusan Pemerintah untuk menjadikan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mengundang perhatian kami," jelasnya.
BACA JUGA: Wait and See, Bro! Bakal Ada Tersangka Lagi
Batam di mata investor asing merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbisnis. Namun dengan adanya kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan status Batam sebagai KEK dan Special Economic Zone membuat dirinya atas nama Pemerintah Amerika Serikat berniat untuk mendengar langsung langkah konkrit yang akan diambil khususnya bagi iklim investasi di Batam ke depan.
"Batam merupakan pilihan yang tepat sebagai kawasan bisnis, karena Batam merupakan gerbang kawasan pasar Asia," ungkap Phil yang menjabat sebagai Economic Officer di Kedubes Amerika Serikat di Jakarta.
BACA JUGA: Dulunya Menyerang, Sekarang Sudah Bersahabat
Selain itu, Phill juga mendengar investor asal Amerika Serikat di Batam bercerita tentang kemudahan dan kenyamanan tinggal dan berinvestasi di Batam.
Menjawab hal tersebut, Walikota Batam, Rudi menegaskan dualisme pengelolaan wilayah yang ada di Batam menyebabkan Batam tidak kompetitif karena perizinan menjadi lamban, tumpang tindih pengelolaan tanah, tidak adanya kepastian hukum bagi investor, dan penyediaan infrastruktur yang belum memenuhi standar internasional.
"Masa transisi selama 6 bulan ini yang akan melakukan perubahan termasuk di dalamnya pengaturan kewenangan antara Pemko dan BP Batam,” ujar Rudi yang didampingi Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad dan Sekretaris Daerah Kota Batam, Agussahiman.
Terkait permasalahan kepastian hukum yang menjadi momok bagi para investor, Rudi menjelaskan pada masa transisi inilah dirumuskan dan dicari formula yang tepat agar investor dapat semakin mudah dan nyaman berinvestasi di Batam.
"Masalah kepastian hukum ini yang harus kita ciptakan. Ini yang kami dudukkan 6 bulan ke depan. Saya garansi investasi aman,” jelas Rudi.
Rudi juga menegaskan bahwa dirinya menjamin akan keberlangsungan dan kemudahan bagi investor asing untuk dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman di Batam. Dirinya juga meminta para investor untuk aktif berkoordinasi dan menyampaikan langsung apabila ada kendala maupun hambatan di lapangan yang berkaitan dengan investasinya di Batam.
Mendengar pernyataan tersebut, Phill sangat senang karena kepastian hukum dan kemudahan berinvestasi merupakan nilai utama bagi para pengusaha dalam berinvestasi di Batam.
"Hal yang menarik investor baru adalah melihat investor yang sudah ada. Pembicaraan pengalaman berinvestasi yang nyaman dan mudah membuat investor baru tertarik untuk berinvestasi di Batam. Ini bagus sekali," jelas Phil.
Hingga akhir 2013, tercatat sebanyak 29 perusahaan Amerika Serikat beroperasi di Batam selama 2006-2013 dengan nilai investasi sekitar USD 300 juta.
Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri elektronik, industri minyak dan gas, serta beberapa industri lain, diantaranya McDermott Indonesia, Caterpilar, Petrotech Batam, Proserv dan lainnya.(leo/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjerat Korupsi Bansos, Politikus Demokrat Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi