Batasi BBM, Pemerintah Yakin Tak Gagal Lagi

Jumat, 23 Desember 2011 – 07:27 WIB

JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati optimistis pemerintah tidak akan mengulangi gagalnya rencana pembatasan konsumsi BBM seperti tahun iniLarangan penggunaan BBM bersubsidi bagi pengguna mobil pribadi di Jawa dan Bali, diyakini akan tetap terlaksana April mendatang.

"Untuk 2012 ESDM menyampaikan pasti," kata Anny di kantornya kemarin

BACA JUGA: Karang Taruna Dorong Penguatan Kewirausahaan

Dia menambahkan pembatasan konsumsi BBM bersubidi tidak akan menambah tekanan inflasi secara signifikan
Inflasi tahun depan diperkirakan akan tetap berada di kisaran 5,3 persen.

"Kekhawatiran inflasi tidak terlalu signifikan, itu kan kecil sekali

BACA JUGA: Dahlan Ancam Pecat Pejabat BUMN

Kita tahu inflasi kita rendah, tahun depan juga rendah," kata Anny.

Anny mengatakan saat ini yang terpenting adalah memastikan program pembatasan BBM dilaksanakan
"Karena subsidi BBM ini implikasinya ke fiskal cukup besar

BACA JUGA: 2015, SG Target Produksi 28,7 Juta Ton

Jadi kalau bisa ditahan sampai pada level yang sudah diputuskan di APBN, kita akan punya cukup ruang untuk pendanaan inflastruktur," katanya.

Kebutuhan anggaran subsidi BBM tahun ini akan membengkak Rp 30,3 triliun, yakni dari rencana Rp 129,7 triliun di APBN Perubahan 2011 menjadi sekitar Rp 160 triliunSedangkan subsidi listrik juga bertambah Rp 25,4 triliun dari proyeksi Rp 65,6 trilun menjadi Rp 91 triliun.

Untuk tahun 2012, pemerintah dan DPR juga sepakat untuk tidak sekaligus mengucurkan jatah BBM bersubsidiDari kuota 40 juta kiloliter, sebanyak 2,5 juta kiloliter akan ditahan dahuluPenahanan jatah itu dilakukan hingga menunggu evaluasi efektivitas pembatasan konsumsi BBMJika berhasil, jatah BBM subsidi 2,5 juta kiloliter itu akan dialihkan untuk belanja infrastruktur, anggaran pendidikan, serta cadangan risiko fiskal.

Subsidi energi ditetapkan Rp 168,559 triliunSubsidi BBM dan elpiji 3 kilogram ditetapkan Rp 123,559 triliunSedangkan subsidi listrik dianggarkan Rp 44,96 triliunAsumsi harga ICP dalam APBN 2012 mencapai USD 90 per barelSetiap terjadi kenaikan harga ICP sebesar USD 1, defisit diperkirakan membengkak Rp 430 miliar hingga Rp 530 miliar(sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Kebut Regulasi Transportasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler