Bawa Lari Rp 3 Miliar Milik 3.000 Nasabah

Penipuan Berkedok Koperasi Simpan Pinjam

Sabtu, 27 Juli 2013 – 20:02 WIB

jpnn.com - MALANG - Sekitar 3.000 anggota diduga menjadi korban penipuan pemimpin koperasi simpan pinjam. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang dilarikan pemilik koperasi itu mencapai Rp 3 miliar.

Demi mendapat kembali hak mereka, ratusan anggota tersebut kemarin mendatangi rumah ANT, pemimpin Unit Usaha Simpan Pinjam Syariah UJKS An Nissa Mandiri. Tidak ayal, rumah ANT di Jalan Hayamwuruk I Gondanglegi Wetan, Gondanglegi, Malang, itu menjadi tontonan warga. Sayangnya, di rumah tersebut, mereka tidak bisa bertemu ANT.

BACA JUGA: Rebutan Penumpang, Sopir Dihabisi Rekan

Sejumlah nasabah kemudian mendatangi beberapa rumah karyawan koperasi di kawasan Sidorejo, Pagelaran. Untuk mengamankan masyarakat yang emosional tersebut, Polsek Pagelaran pun meminta bantuan rayon polsek samping seperti Pakisaji, Kepanjen, Turen, Gondanglegi, dan Bantur.

Tidak hanya itu, diterjunkan pula anggota Satsabhara Polres Malang dan satu SSK Brimob Polda Jatim. Total ada 180 anggota polisi yang diturunkan.

BACA JUGA: Sindikat Curanmor di Malinau Digulung

Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta yang langsung turun ke lokasi menjelaskan, kedatangan warga ke beberapa rumah karyawan An Nissa Mandiri itu bertujuan untuk meminta kejelasan tabungan yang dititipkan di koperasi tersebut. Namun, karyawan koperasi itu tidak bisa menjelaskan tabungan anggota karena seluruh kebijakan berada di pemimpin koperasi.

Adi mengungkapkan, berdasar keterangan nasabah, terdapat tiga jenis tabungan yang dipercayakan kepada koperasi An Nissa Mandiri. Yaitu, deposito, tabungan pendidikan, dan sahara (simpanan hari raya).

BACA JUGA: Baru Pulang, TKI Tewas Dibantai

"Ada sekitar 3.000 nasabah yang berasal dari Pagelaran, Bantur, Gondanglegi, dan Turen. Nilai total tabungan mencapai Rp 3 miliar," tuturnya yang didampingi Kapolsek Pagelaran AKP Karmidi dan Camat Pagelaran Hari Krispiyanto di Masjid Miftahul Huda, Sidorejo, Pagelaran.

Nah, sebelumnya, tabungan para nasabah tersebut bisa diambil pada H-14 Lebaran. Namun, tahun ini pimpinan koperasi malah kabur. Karena itu, anggota koperasi tersebut tidak tahu harus ke mana mengambil tabungannya.

An Nissa Mandiri didirikan sejak enam tahun lalu. Sebelumnya, koperasi itu dikelola mendiang UMI, istri ANT. Namun, sekitar lima bulan lalu, UMI meninggal, sehingga koperasi dikendalikan ANT.

Adi menuturkan, ANT adalah warga Lumajang yang memperistri UMI, warga Gondanglegi. "Dia juga sering mengaku sebagai wartawan salah satu tabloid mingguan," ucapnya lantas menyebutkan nama salah satu media yang jarang terlihat bentuk fisiknya.

Dua belas karyawan koperasi itu jarang berkomunikasi dengan ANT sejak dia memegang kendali An Nissa Mandiri. Sejak sebulan lalu, bapak tiga anak tersebut juga menghilang.

Dia terakhir mengontak karyawannya sekitar sebulan lalu. Saat itu, ANT berjanji untuk membagikan uang milik nasabah.

Banyak nasabah yang menabung dalam jumlah besar. Disebutkan bahwa seorang nasabah memiliki tabungan Rp 800 juta. "Bunga yang ditawarkan mencapai 1,6 persen," ungkap mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Jawa Pos Radar Malang kemarin mendatangi rumah yang juga difungsikan sebagai kantor, yakni di Jalan Hayamwuruk I Gondanglegi Wetan, Gondanglegi. Di rumah yang sudah di-police line tersebut, terdapat banner yang menyebutkan bahwa koperasi itu sudah berbadan hukum dengan nomor register BH: 212/BH/XVI.14/X/2010. (did/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Adik Tewas, Kakak Kritis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler