jpnn.com - JAKARTA - SMA Al Azhar 1, Jakarta Selatan hari ini, Kamis (11/9) mendapat kehormatan disambangi mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair. Kedatangan politisi senior negeri Ratu Elizabeth itu untuk mengikuti sesi teleconference antara siswa-siswa SMA Al Azhar dengan sebuah SMA di India.
Kedatangan Blair disambut tarian tradisional yang ditampilkan oleh siswi-siswi Al Azhar. Sementara ratusan lainnya, juga guru-guru mereka, ikut menyaksikan kedatangan pria kelahiran Edinburgh tersebut.
BACA JUGA: Awas, Guru Bule Kuasai Bekasi
Acara teleconference yang dihadiri Blair sendiri merupakan bagian dari program Face to Faith yang disponsori oleh yayasan miliknya, Tony Blair Faith Foundation. Program ini bertujuan mempromosikan toleransi dan persatuan dengan membuka akses bagi siswa-siswa di seluruh dunia untuk berkomunikasi antara satu sama lain.
Menurut Blair, Face to Faith ingin mengenalkan keragaman etnis, ras, agama dan budaya di dunia semenjak usia dini. Diyakininya, dengan cara tersebut toleransi dan bahkan persahabatan antarbangsa akan tumbuh subur.
BACA JUGA: Sarjana Indonesia Lebih Mudah Kuliah di LN
"Saya besar di lingkungan yang sangat homogen. Bayangkan, saya pertama kali mengenal seseorang yang bukan kulit putih ketika usia 12 tahun. Tapi sekarang, anak-anak saya bisa memiliki teman dari seluruh dunia," tutur Blair.
Dalam kesempatan itu, para siswa Al Azhar bertukar cerita dengan sahabat mereka di India tentang negara masing-masing. Mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang sangat bagus untuk ukuran siswa SMA.
BACA JUGA: K-13 Amburadul, Kemendikbud Pede Saja
Blair mengatakan, gol jangka panjang Face to Faith adalah menginspirasi pemerintah di seluruh dunia untuk ikut mempromosikan persatuan. Sehingga, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Face to Faith selama ini bisa menjadi program nasional masing-masing negara.
"Kalau Anda tidak melihat keberagaman sebagai suatu kekuatan, maka Anda akan memandangnya sebagai ancaman," pesan Blair.
Dalam kesempatan itu, Blair juga sempat menyampaikan kekagumannya kepada semboyan nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, semboyan tersebut menunjukan bahwa bangsa Indonesia memandang keberagaman sebagai sumber kekuatan.
"Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia dan memiliki keberagaman yang luar biasa, Indonesia adalah tempat yang sempurna bagi program ini," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inalum Serahkan Beasiswa Pendidikan Senilai Rp 4,5 miliar
Redaktur : Tim Redaksi