jpnn.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta memanggil Kepala Sekolah SMAN 87 Jakarta Selatan. Pemanggilan ini terkait persoalan yang melibatkan seorang guru berinisial NK, dan warga yang mengaku sebagai orangtua murid yang melaporkan dugaan pemberian doktrin terhadap para siswa SMAN 87 untuk anti terhadap Presiden Joko Widodo. Pemberian doktrin itu dilaporkan telah dilakukan NK.
"Kami panggil tiga orang, (yaitu) Kepala Sekolah SMA 87, Ibu NK kami mintai keterangan benar enggak pada saat mengajar mendoktrin, mempengaruhi orang. Lalu pelapor ke kepala sekolahnya," kata Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Puadi di Kantor Bawaslu DKI Jakarta, Sunter Agung, Jakarta Utara, Senin (15/10).
BACA JUGA: Kubu Prabowo - Sandi Kembali Teriak Intimidasi
Puadi mengatakan, Bawaslu akan meminta penjelasan berbagai pihak terkait dugaan pemberian doktri anti Presiden tersebut.
Puadi mengatakan, Kepala Sekolah SMA 87 dan NK telah mengonfirmasi untuk menghadiri pemanggilan. Bawaslu juga telah mengirim undangan klarifikasi terhadap pihak yang mengaku sebagai orangtua murid. Namun, belum ada klarifikasi dari pihak orangtua murid itu untuk hadir.
BACA JUGA: Tujuh Komisioner KPUD DKI Jakarta Dipolisikan
"Kepala sekolah sama Ibu NK perkembangan terakhir mau hadir. Cuma pelapor belum tahu," kata Puadi.
Pada pukul 13.00 WIB, tampak pihak dari SMAN 87 telah mendatangi Kantor Bawaslu DKI.
BACA JUGA: Video Bagi Sembako Anies Dilaporkan ke Bawaslu
NK yang merupakan guru agama di SMAN 87 Jakarta diduga telah memberi doktrin anti Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada murid-muridnya dalam kegiatan belajar-mengajar.
Kasus itu mencuat kepermukaan, awalnya dari keluhan seseorang yang mengaku orangtua murid. Keluhan itu viral di media sosial. Orangtua itu mengeluhkan anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya dikumpulkan NK di tempat ibadah dan ditunjukkan video gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut orangtua siswa itu, kepada para siswa NK menyampaikan bahwa banyaknya korban bencana di Sulawesi Tengah akibat ulah Jokowi. Bawaslu DKI dan Dinas Pendidikan pun mengusut kasus tersebut.
Sebelumnya, guru tersebut telah meminta maaf terkait hal tersebut. Dan mengeluarkan surat permohonan maaf dengan materai.
Sebelumnya, siswa SMAN 87 Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di lapangan sekolah, Jakarta Selatan, Kamis (11/11) lalu. Dengan membawa spanduk, mereka membela N, guru yang dilaporkan mendoktrin anti-Jokowi ke sejumlah siswanya. Tulisan yang terpampang antara lain "Save Bu N, fitnah lebih kejam dari pembunuhan" dan "You'll never walk alone".
"Jika Bu N tidak terbukti bersalah, kami minta nama beliau dikembalikan," ujar mereka sambil bersorak.
Mereka juga sempat menyanyikan lagu "Guruku Tersayang" dan berteriak "Cari! Cari! Cari orangnya! Cari orangnya sekarang juga!". Ketua OSIS SMAN 87 Gilang Pamungkas mengatakan, ia dan teman-temannya menyampaikan keprihatinan atas nasib N.
"Kami sebagai siswa kecewa, guru yang baik selalu mengajar yang baik tiba-tiba tersangkut masalah seperti ini. Kami bertujuan menyalurkan aspirasi, kami kasih tahu kalau Bu N tidak seperti itu," kata Gilang.
Menurut Gilang, N adalah guru agama yang baik dan selalu mengajarkan shalat. Namun, ia tak tahu laporan soal N memutarkan video gempa Palu dan menyalahkan Presiden Joko Widodo.
Kepala SMAN 87 Patra Patiah meminta agar siswa-siswinya kembali belajar. Patra menjelaskan ke mereka bahwa ia dan pihak berwenang harus menyelidiki N karena ada laporan.
"Semua ada prosedur yang benar artinya ada pengaduan, tugas Ibu adalah menyelidiki pengaduan tersebut kebenarannya. Ini sedang dalam proses, Ibu juga sedang menunggu" kata Patra. Beberapa saat kemudian, para pelajar membubarkan diri dan kembali ke kelas. (ibl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Temuan PDIP soal Daftar Kecurangan Timses Anies-Sandi
Redaktur & Reporter : Adil