Bawaslu Menyarankan Masyarakat Tonton Film Dirty Vote

Selasa, 13 Februari 2024 – 20:42 WIB
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty saat memberikan keterangan di kawasan Gambir, Jakarta, Selasa (13/2/2024). ANTARA/Rio Feisal

jpnn.com - JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyambut positif kritikan dalam film dokumenter Dirty Vote terhadap pelaksanaan Pemilu 2024.

Bawaslu lantas menyarankan masyarakat untuk segera menonton film tersebut.

BACA JUGA: 5 Anggota KPPS Meninggal Dunia, Afif KPU Berharap Tak Bertambah

"Kami bahkan, kayak tadi, misalnya, ada enggak yang belum menonton? Kami menyarankan untuk segera ditonton karena ini menjadi autokritik terhadap proses penyelenggaraan pemilu kita (di Indonesia)," ujar anggota Bawaslu Lolly Suhenty di Jakarta, Selasa (13/2).

Menurut Lolly pihaknya menjadikan kritik dari film dokumenter tersebut sebagai bagian refleksi dan evaluasi.

BACA JUGA: 60 Tunanetra di Palembang Ikut Mencoblos pada Pemilu 2024

"Namun dalam konteks kinerja Bawaslu, kami tentu saja siap mempertanggungjawabkan seluruh kinerja yang sudah dilakukan dalam konteks penanganan pelanggaran yang kemudian dibidik dalam film itu," ucapnya.

Dia juga mengatakan Bawaslu masih mengkaji adanya kampanye hitam dalam film dokumenter tersebut.

BACA JUGA: 14 Februari Tiba, Anies Bakal ke TPS Bersama Keluarga

"Karena kan film-nya juga baru rilis ya. Jadi, masih dalam kajian kami. Kami akan melihat karena juga sudah ada komentar-komentar atau protes yang disampaikan," ucapnya.

Walaupun demikian, dia mengatakan belum mendapat informasi mengenai adanya pelaporan dugaan kampanye hitam dalam film dokumenter Dirty Vote.

Film dokumenter Dirty Vote disutradarai Dandhy Dwi Laksono.

Dalam siaran tertulisnya Dandhy menyampaikan film itu bentuk edukasi untuk masyarakat yang pada 14 Februari 2024 akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.

"Ada saatnya menjadi pendukung capres-cawapres, tetapi hari ini saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara," kata Dandhy.

Dia mengatakan film itu digarap dalam waktu sekitar dua minggu mencakup proses riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.

Pembuatannya melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal dan YLBHI.

Dalam waktu kurang lebih lima jam setelah siar di YouTube, film itu dilihat 355.831 orang dan disukai oleh 51.294 pengguna YouTube.

Sementara hingga Selasa pukul 19.00 WIB, film Dirty Vote telah disaksikan sekitar 7,5 juta penonton.(Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... BEM PTMA-I Zona 3 Keluarkan Ultimatum Jelang Hari Pencoblosan Pemilu 2024, Ini Isinya


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler