Bayi yang Lahir di Parit jadi Rebutan

Jumat, 18 Juli 2014 – 16:08 WIB

jpnn.com - BINJAI – Lima hari dirawat di RSU dr Djoelham, Binjai, Sumut, kondisi kesehatan bayi malang yang dilahirkan wanita kurang waras di dalam parit beberapa waktu lalu, semakin membaik.

Berat badannya yang semula 2,5 kilogram telah bertambah jadi 2,7 kilogram. Pihak rumah sakit mengaku banyak warga yang datang untuk mengadopsi bayi yang belum diberi nama itu.

BACA JUGA: Disambar Petir Saat Berbuka Puasa, 2 Tewas

“Berat badannya naik sekitar 2 ons bang. Kondisinya juga terus membaik,” jelas seorang perawat saat ditemui di ruang Kencur Radiotologi RSU dr Djoelham Binjai, seperti diberitakan Sumut Pos.co ((Grup JPNN).

Lebih lanjut, perawat yang mengenakan jilbab itu mengatakan, sejak diantar kepling, banyak warga yang menyatakan bersedia mengadopsi si bayi datang ke rumah sakit.

BACA JUGA: Bangkai Hiu Tutul Dibiarkan

Seperti diketahui, bayi malang ini adalah anak Lina, seorang ibu yang memiliki keterbelakangan mental. Sementara Alamsyah, selaku suami Lina, tidak mengakui kalau itu anaknya.

“Kebetulan kami kan ada dua shift bang. Kalau yang menawar ingin mengadopsinya sewaktu aku jaga saja ada sekitar 10 orang. Belum lagi kawan shift aku, ada juga beberapa yang menawar untuk dijadikan anak angkat,” jelas dia.

BACA JUGA: Diprotes, Mantan Anggota DPRD Lulus CPNS dari Honorer K2

Tapi sejauh ini pihak rumah sakit belum berani memberikan ijin. Karena semua harus sesuai prosedur dan tanggapan dari keluarga sendiri. “Sejauh ini belum kami kasih. Soalnya semuanya ada prosedurnya bang. Lagian, kita juga menunggu persetujuan dari orang tuanya sendiri,” sebut dia.

Dirinya juga memaparkan, selain orang yang ingin mengadopsi melihat guna mengetahui kondisi perkembangan si bayi. Beberapa orang yang mengaku rekan dari Lina, juga sempat datang menjenguk bayi laki-laki itu.

“Kemarin kalau gak salah datang orang mengaku teman dari Lina, melihat kondisi bayi. Mereka juga cerita selama mengandung mereka kerap memberikan makanan bergizi pada Lina. Sehingga kondisi bayi dalam keadaan sehat dan memiliki bobot yang lumaya berat,” akunya.

Sejauh ini, jelasnya, untuk kebutuhan makan si bayi, banyak orang memberikan sumbangan susu. Termasuk anak koas dan perawat sendiri. “Kalau untuk makan atau asupan susu, banyak orang yang memberikan. Termasuk kami dan anak koas juga kerap patungan untuk memberikan susu,” ujar perawat ini. (bam/smg/deo)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KA Inspeksi Tabrak Crane, Masinis Meninggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler