GORONTALO - Krisis stok premium yang melanda wilayah Gorontalo dalam beberapa waktu terakhir memicu lonjakan tarif angkutan umum menjadi 10 hingga 20 persenPara sopir beralasan, tarif ini dinaikkan untuk menutupi penurunan mobilitas angkutan pasca kelangkaan premium
BACA JUGA: Warga Pegunungan Krisis Air Bersih
Padahal pemerintah belum mengeluarkan edaran untuk menaikan tarif angkot tersebut.Pantauan Gorontalo Post (JPNN Group), salah satu trayek yang mengalami lonjakan tarif adalah trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) Bongomeme-Kota Gorontalo
BACA JUGA: Dua Kali Kalah di PTUN, AHB Tetap Beroperasi
Menurut sejumlah sopir yang meminta namanya tidak dikorankan, kelangkaan premium yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir membuat mobilitas mereka menurun
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Harga Sapi Tembus Rp10 Juta
Jika pada situasi normal angkutan di trayek ini bisa mencapai empat ret kini menurun dua ret. "Lonjakan tarif ini untuk menutupi penurunan frekuensi operasi agar kami tetap memperoleh gaji dari membawa angkot,"ujar para sopirKenaikan tarif ini sudah terjadi dalam sepekan terakhirSelain angkutan umum, lonjakan tarif ini juga terjadi pada angkutan bentorTarif bentor di dalam kota Gorontalo pascakelangkaan premium naik di atas 50 persen dari tarif sebelumnya.
Sementara itu hingga kemarin, antrian kendaraan untuk mengisi premium di SPBU masih terjadi.Beberapa SPBU yang mengalami antrian antara lain SPBU Molosipat, SPBU Panjaitan, dan SPBU AndalasDi SPBU tersebut, masyarakat tetap rela mengantri meski stok premium sudah habisNamun kini antrian yang ada tidak sepanjang hari-hari sebelumnya(roy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diberhentikan, CPNS Gugat Bupati
Redaktur : Tim Redaksi