GORONTALO - Masyarakat yang tinggal di pegunungan Desa Oluhuta Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo saat ini dilanda krisis air bersihSejumlah warga untuk mendapatkan air bersih terpaksa harus menempuh perjalanan hingga dua jam
BACA JUGA: Dua Kali Kalah di PTUN, AHB Tetap Beroperasi
Untuk menjaga hal itu tidak terjadi lagi, seluruh keluarga yang tinggal di pegunungan Desa Oluhuta itu biasanya bergantian mengisi air dari Desa Olohuta bawah
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Harga Sapi Tembus Rp10 Juta
Meski berat memikul air galon, bagi mereka hal tersebut diakui lebih ringan daripada sehari hidup tanpa ada airFahmi misalnya, terpaksa setiap hari harus turun dari gunung menuju desa Olohuta bagian bawah untuk mengisi air di botol-botol yang dibawa
BACA JUGA: Diberhentikan, CPNS Gugat Bupati
botol atau galon-galon tersebut, diikat di kayu untuk memperbanyak jumlah air yang diambil untuk dapat memperbanyak stok air di rumah mereka"Mau bagaimana lagi, kebutuhan air ini sangat banyak," keluhnya.Lama perjalanan untuk menuju tempat pengambilan air yakni sekitar 2 jam, satu jam turun ke bawah untuk mengambil air dan satu jam untuk naik dibawa ke rumahPipit gadis berumur 13 tahun misalnya, mengaku aktifitas tersebut sudah dilakoni sudah setahun lebihDirinya mengaku mengangkut air dari bawah pegunungan menuju ke atas dengan membawa 3 hingga 4 botol ukuran 1 liter"Sebelum saya, masih ayah saya yang mengambil air dari bawah, tetapi sekarang sudah saya yang mengambil air karena saya harus membantu orang tua saya," ungkap Pipit yang masih duduk di bangku SMP ini.
Sidiq warga pegunungan desa Olohuta juga mengungkapkan hal yang sama, dirinya mengaku kondisi sudah hampir 3 tahun, dimana tidak tersedianya air untuk dikonsumsi oleh warga setempat"Diatas sini kami kebanyakan berjualan karena lokasi yang sangat bagus dan strategis, tetapi itulah kami hanya kesusahan dalam maslah mendapat air bersih untuk diminum dan dimasak, sehingga setiap hari harus berjalan 1 kilometer untuk mengambil air dari bawah," jelas Karim yang diamini anggota keluarga lainnya.
Karim dan warga lainnya berharap adanya solusi tentang ketersediaan air di lokasi warga pegununganMereka mengaku pada awalnya mengalami kecapekan untuk mengambil air dari bawah, tetapi lama-lama fisik sudah terbiasa dengan hal tersebut, "ketika kami turun biasanya sudah sekalian membawa handuk dan peralatan mandi, mengambil air sekalian mandi di bawah, karena air yang kami ambil khusus untuk dikonsumsi," terang Karim(GP)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis Sarang Walet Masih Lesu
Redaktur : Tim Redaksi