Bea Cukai Batam Resmikan Pusat Logistik Berikat Migas Pertama

Senin, 14 Desember 2020 – 19:45 WIB
Bea Cukai Batam meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Pulau Sambu PT Pertamina (Persero), Jumat (11/12). Foto: Humas Bea Cukai.

jpnn.com, BATAM - Bea Cukai Batam Resmikan Pusat Logistik Berikat Migas Pertama

Pusat logistik berikat merupakan salah satu gagasan Bea Cukai dalam memfasilitasi perdagangan dan industri.

BACA JUGA: Menkominfo Puji Bea Cukai Batam karena Sukses Kendalikan IMEI

Kepala Kantor Bea Cukai Batam Susila Brata  bersama SVP IIO PT Pertamina Arief Sudibyo meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Pulau Sambu PT Pertamina (Persero), Jumat (11/12).

Peresmian PLB Terminal BBM Pulau Sambu PT Pertamina (Persero) ini berdasarkan  Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-376/KPU.02/2019. 

BACA JUGA: Pegawai Bea Cukai Muhammad Rifki Al Habib Raih Anugerah ASN 2020

Terminal BBM Pulau Sambu merupakan PLB dengan komoditas minyak dan gas bumi pertama di Indonesia.

Pulau Sambu memiliki lahan dengan luas sekitar 64 hektare.

BACA JUGA: Bea Cukai Menambah Perusahaan Penerima Fasilitas Pusat Logistik Berikat

Terminal BBM Pulau Sambu memiliki 21 tangki penyimpanan dan tiga fasilitas Jetty.

Tangki-tangki digunakan menampung produk minyak yang terdiri dari high speed diesel (HSD), bio solar (B20), dan marine fuel oil sulfurrendah 180 cst (MFO 180). 

Kepala Kantor Bea Cukai Batam Susila Brata, menyampaikan PLB Pertamina Pulau Sambu merupakan salah satu program yang diajukan pihaknya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

PLB TBBM Pulau Sambu memiliki lokasi yang sangat strategis di Selat Singapura,  menjadikannya sebagai jalur trade flow produk minyak sebagai salah satu trading hub di Asia Tenggara. 

“Dengan lokasi yang strategis tersebut PLB TBBM Pulau sambu diharapkan dapat turut memajukan perekonomian Indonesia," kata Susila.

Ia menambahkan kegiatan ekspor minyak yang dilakukan melalui PLB TBBM Pulau Sambu memiliki peranan penting dalam meningkatkan devisa negara.

Menurutnya, makin banyak barang yang diekspor, maka jumlah devisa negara juga kian tinggi.

Hal ini tentunya dapat turut memulihkan perekonomian dan mengurangi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Bersamaan acara peresmian, Bea Cukai Batam dan Pertamina juga melaksanakan ekspor perdana low sulphur fuel oil sejumlah satu TNE (metrik ton) low sulphur fuel oil dengan nilai devisa sebesar USD 1,357,740 atau setara dengan Rp 19,2 miliar.

Fuel oil tersebut diangkut menggunakan Kapal MT New Navigator 3 dengan tujuan Singapura.

“Ekspor perdana ini menjadi bukti atas dukungan dan asistensi yang Bea Cukai Batam berikan kepada Pertamina sejauh ini," ujarnya.

Sebelumnya, ujar dia, pihaknya telah mengunjungi TBBM Pulau Sambu untuk memberikan bimbingan teknis sistem CEISA dan IT Inventory.

Saat ini sistem CEISA dan IT Inventory Pertamina telah terintegrasi sehingga transaksi data untuk pelayanan kepabeanan dalam penjualan fuel oil perdana ini dapat berjalan dengan baik.

"Ke depannya, Bea Cukai Batam dan Pertamina akan terus memberikan dukungan demi kelancaran proses bisnis yang Pertamina lakukan,” jelas Susila.

CEO Freepoint Commodities Asia Ouyang Xiuzhang, menyampaikan apresiasinya kepada Bea Cukai, “Terima kasih atas dukungan dari Kantor Bea Cukai," katanya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler