jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai secara kontinu melakukan monitoring, evaluasi dan perbaikan terhadap implementasi sistem arus logistik pelabuhan di berbagai daerah.
Kali ini, Bea cukai di Semarang dan Batam melakukan pertemuan bersama pelaku usaha untuk membahas percepatan arus logistik.
BACA JUGA: Dapat Fasilitas KB dari Bea Cukai, Pabrik Garmen Serap 5 Ribu Karyawan
“Sinergi dan kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam arus logistik barang di pelabuhan sangat diperlukan, bersama mewujudkan arus logistik yang cepat, transparan dan akuntable melalui program yang sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2020,” kata Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardahana.
Di Semarang, Bea Cukai Tanjung Emas menyelenggarakan Sosialisasi Depo Container Online bersama KSOP Tanjung Emas Semarang, TPKS PT Pelindo Regional Jawa Tengah, dan ASDEKI Jawa Tengah dan DIY pada Jumat (11/2).
BACA JUGA: Bea Cukai Gagalkan Lebih dari 4 Juta Batang Rokok Ilegal di 2 Wilayah Ini
Kegiatan itu merupakan upaya untuk mempercepat persiapan Depo Kontainer Online dalam penerapan program National Logistic Ecosystem (NLE) di Pelabuhan Tanjung Emas.
Hatta mengatakan bahwa depo kontainer memiliki peran penting dalam program NLE, karena dapat mendorong pergerakan kontainer dalam kegiatan impor dan ekspor.
BACA JUGA: Bea Cukai Bahas Upaya Lahirkan Pelaku Usaha Baru dan Rencana Ekspor di Daerah
“Melalui sosialisasi ini diharapkan para pelaku usaha depo container di Jawa Tengah dan DIY bisa bergabung dengan platform NLE guna percepatan arus logistik barang pada Pelabuhan Tanjung Emas,” ungkapnya.
“Depo kontainer di Jawa Tengah dan DIY siap mendukung program NLE dari pemerintah khususnya di Pelabuhan Tanjung Emas," sambungnya.
Dia berharap ASDEKI dan Bea Cukai bisa meneruskan kemitraan yang baik.
Selanjutnya, Bea Cukai Batam terus meningkatkan pengguna jasa terkait penerapan Auto Gate System (AGS) di Pelabuhan Batu Ampar.
Bea cukai Batam menggelar kegiatan diseminasi monitoring dan evaluasi penerapan AGS pada 24 Januari 2022.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Bea Cukai Batam dan Pusat Data dan Sistem Informasi BP Batam dan 21 perusahaan yang bergerak di bidang logistik.
Hatta menjelaskan bahwa penerapan AGS di Pelabuhan Batu Ampar merupakan implementasi dari salah satu pilar utama program Batam Logistics Ecosystem (BLE), yaitu perbaikan terhadap infrastruktur tata ruang dan sistem kepelabuhanan yang mendukung digital and green port.
Dalam kegiatan tersebut juga disimulasikan mekanisme kerja AGS, mulai dari kedatangan kontainer hingga penerbitan surat persetujuan pengeluaran barang (SPPB).
“Dengan sistem AGS akan mempermudah proses inventarisasi logistik yang ada di Pelabuhan Batu Ampar, sehingga penarikan data bisa dilakukan dengan mudah dan aktual, meminimalisir jumlah petugas untuk memantau perpindahan barang, tidak diperlukan cap basah pada SPPB karena sudah terintegrasi dengan sistem DJP,” jelas Hatta.
AGS akan menjadi satu-satunya pintu masuk bagi sarana pengangkut barang di Pelabuhan Batu Ampar.
Selain itu, AGS juga dilengkapi dengan kamera pengawas yang mampu melakukan pelacakan nomor plat head truck dan nomor kontainer, sehingga proses pengawasan lalu lintas barang akan lebih baik. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Sebut Tol Binjai-Stabat Hemat Ongkos Logistik 75 Persen
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian