jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai kembali melepas berbagai produk unggulan dalam negeri seperti nikel, cangkang sawit, dan anyaman topi ke pasar Asia hingga Eropa.
Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana mengatakan bahwa hilirisasi industri adalah strategi dalam meningkatkan nilai tambah suatu komoditas.
BACA JUGA: Bea Cukai Dorong Pengekspor untuk Penuhi Tuntutan Pasar Global
Dia menambahkan pihaknya akan terus memberikan pendampingan terhadap pelaku usaha untuk mematangkan produknya.
Sehingga komoditas yang diekspor bukan berupa bahan baku, tetapi barang setengah jadi atau jadi.
BACA JUGA: Ini Cara Mendongkrak Indonesia jadi Produsen Ekspor Udang Terbesar di Dunia
Bea Cukai Morowali melepas ekspor perdana produk pertambangan berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebanyak 9.200 ton milik PT Huayue Nickel Cobalt pada Senin (7/2).
Hatta menjelaskan bahwa PT Huayue Nickel Cobalt diproyeksikan bisa melakukan ekspor sekitar 2025.
BACA JUGA: Kementan Gandeng Pos Indonesia untuk Perkuat Lalu Lintas Ekspor Pertanian
Namun, dengan adanya ekspor perdana ke China ini, membuatnya menjadi perusahaan yang tergolong cepat dalam melakukan proses bisnisnya.
“Ekspor perdana tergolong cepat ini menjadi bukti Bea Cukai memberikan pelayanan dan asistensi industri yang sangat baik kepada stakeholdernya,” terangnya.
Dia menambahkan, badan koordinasi penanaman modal Indonesia melalui Bea Cukai Morowali memberikan fasilitas fiskal kepada PT Huayue Nickel Cobalt, dengan harapan bisa mendorong percepatan pembangunan perusahaan.
"PT Huayue Nickel Cobalt menyumbang penerimaan negara melalui bea masuk sebesar Rp 79.506.578.000,” ujar Hatta.
Selanjutnya, Bea Cukai Parepare turut hadir dalam pelepasan ekspor sebanyak 10.306 ton cangkang sawit ke Jepang melalui Pelabuhan Belang-belang, Mamuju, (4/2).
Ekspor itu dilakukan oleh PT Jambi Semesta Biomassa dan menghasilkan devisa ekspor sebesar USD 943.064,78.
“Adanya kebijakan di Jepang yang menetapkan 24 persen pemenuhan energi pada 2030 berasal dari energi baru dan terbarukan, membuat ekspor cangkang sawit mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun," ungkapnya.
Dia menjelaskan kurun waktu Januari hingga September 2021, ekspor cangkang sawit mencapai USD 286 juta, atau meningkat 27,01 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Terakhir, Bea Cukai Tasikmalaya mengantar ekspor perdana ke Italia puluhan ribu anyaman topi dari tanaman pandan dan panama milik CV Dhisa Crafindo.
Hatta mengatakan bahwa ekspor perdana itu merupakan stimulus kebangkitan UMKM pada 2022.
CV Dhisa Crafindo sebelumnya melakukan ekspor, tetapi melalui jasa pihak ketiga.
“Setelah kita melakukan kolaborasi dan sinergi dengan Pemkab Tasikmalaya untuk melakukan pelatihan ekspor UMKM dan bimbingan secara intensif,” paparnya.
Menjalankan fungsi Industrial Assistance, Bea Cukai terus berupaya membantu pergerakan, kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri.
“Pelatihan ekspor secara komprehensif, asistensi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus kami lakukan mengingat besarnya potensi ekspor di Indonesia,” tutup Hatta. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Pertanian Tak Terdampak Covid-19
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian