jpnn.com - Penelitian yang diterbitkan dalam ulasan Obesitas, mengungkapkan bahwa kalori yang ditemukan dalam minuman manis, seperti minuman ringan bisa sangat merusak kesehatan kita.
Sebagai contoh, tim yang terdiri dari 22 peneliti, yang datang bersama dari berbagai universitas AS mengungkapkan bahwa meskipun mengandung jumlah kalori yang sama, satu kaleng minuman ringan bergula 12 ons (340ml) jauh kurang sehat daripada kentang yang berukuran sedang yang tinggi pati.
BACA JUGA: Bakar Kalori Setelah Lebaran dengan 6 Olahraga Ini
Sementara yang pertama bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe dua, yang terakhir kaya serat dan kalium yang kemudian menawarkan banyak manfaat gizi.
"Kalori dari makanan apa pun berpotensi meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kardiometabolik karena semua kalori bisa secara langsung berkontribusi pada keseimbangan energi positif dan lemak," menurut studi tersebut.
BACA JUGA: Kurangi Konsumsi Kalori Agar Tetap Terlihat Muda
Namun, berbagai komponen atau pola diet bisa mempromosikan obesitas dan penyakit kardiometabolik dengan mekanisme tambahan yang tidak dimediasi hanya oleh konten kalori.
Sementara mengonsumsi sejumlah kalori yang bersumber dari minuman yang dimaniskan dengan fruktosa dan sirup jagung fruktosa tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke, mengonsumsi jumlah kalori yang sama dari sumber seperti yoghurt dan keju sebenarnya bisa memiliki efek sebaliknya dan mengurangi risiko.
BACA JUGA: 7 Makanan Ini Bisa Mengurangi Asupan Kalori Anda
Penelitian ini juga menyoroti perbedaan antara makanan yang mengandung jumlah lemak yang sama.
Misalnya, mengonsumsi makanan tinggi lemak tak jenuh ganda, seperti biji chia dan kacang bisa menurunkan risiko penyakit, sementara mengonsumsi jumlah lemak jenuh yang sama, seperti yang ditemukan dalam daging merah bisa meningkatkan risiko.
"Saya berharap penelitian ini akan memberi penjelasan tentang inkonsistensi dalam saran nutrisi," kata penulis utama studi, Dr. Kimber Stanhope, ahli biologi nutrisi penelitian di University of California, seperti dilansir laman Independent, Minggu (22/7).
"Tinjauan akademis menyeluruh dari badan penelitian nutrisi saat ini adalah kontribusi berharga yang bisa meningkatkan desain penelitian di masa depan dan memusatkan perhatian pada area penelitian yang mungkin memiliki dampak terbesar dalam memperlambat epidemi obesitas, penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe dua," pungkas Dr. Stanhope. (fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Makanan Tinggi Kalori yang Harus Anda Batasi
Redaktur & Reporter : Fany