Bed Occupancy Rate Kabupaten Kudus Turun Menjadi 15 Persen

Rabu, 28 Juli 2021 – 06:59 WIB
Kehadiran alat HFNC membantu penurunan tingkat Bed Occupancy Rate di rumah sakit di Kabupaten Kudus. Foto: dok. Djarum Foundation

jpnn.com, KUDUS - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sempat menjadi pusat penularan Covid-19 yang tinggi. Wilayah itu bahkan ditetapkan menjadi zona merah karena penyebaran virus tersebut sangat tinggi.

Namun kini, angka penyebaran Covid-19 di Kudus sudah menurun drastis. Tingkat Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur) di rumah sakit menjadi 15 persen.

BACA JUGA: Kudus Akhirnya Keluar dari Zona Merah

Bupati Kudus HM Hartopo menuturkan membaiknya kondisi di Kudus tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta pihak swasta dalam menanggulangi wabah berbahaya ini.

Pada Juni 2021, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah merujuk total kasus aktif sebanyak 2.342 pasien, dengan kasus harian tertinggi mencapai 479 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan positivity rate menembus angka 60 persen.

BACA JUGA: Catat! Varian Delta Hanya Ada di Kudus Bukan di Semua Daerah Jateng

Lonjakan pasien ini membuat tingkat Bed Occupancy Rate seluruh rumah sakit di Kudus mencapai 96 persen.

Keadaan makin memburuk ketika ratusan tenaga kesehatan turut terinfeksi sehingga membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.

BACA JUGA: Ditanya Presiden Jokowi Soal Kasus Covid-19 di Kudus, Irjen Luthfi Sigap Menjawab

Tak menyerah, seluruh elemen masyarakat di Kota Kudus bersatu melawan wabah sehingga dalam kurun waktu sekitar satu bulan Kudus berangsur pulih

Pada Selasa (27/7), kota di utara Jawa Tengah tersebut kini berstatus zona oranye (resiko sedang) dengan total pasien positif sebanyak 243 orang yang sedang menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.

“Kami berterima kasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI-Polri, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo mengatakan, membaiknya kondisi di wilayahnya dapat dilihat dari tidak adanya desa yang berstatus zona merah dengan sebaran 44 desa berstatus zona oranye, 20 desa zona kuning dan 22 desa zona hijau.

Pulihnya kondisi di Kudus juga dapat dilihat dengan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang kian hari kian menurun.

“Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit saat ini menurun menjadi kisaran 15 persen dari yang semula nyaris 100 persen penuh di bulan Juni. Sementara untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga kisaran 60 persen dari total 66 ruangan yang tersedia,” papar dia.

Pihaknya berharap, pasien yang sembuh kian banyak sehingga tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit dapat jauh berkurang lagi.

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga dilakukan oleh Djarum Foundation dengan menyalurkan bantuan berupa Hospital Bed Paramount Bed 3 Crank sebanyak 300 unit ke beberapa rumah sakit di Kudus dan Jawa Tengah.

Kehadiran tempat tidur tambahan ini menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, Djarum Foundation juga turut menyalurkan donasi berupa seperangkat alat PCR test yang terdiri dari Refrigerated Centrifudge, Vortex Mixer, dan Digital dry bath.

Salah satu rumah sakit yang menerima bantuan alat PCR test tersebut adalah RSUD Loekmono Hadi, Kudus. Dokter Abdul Aziz Achyar selaku Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus mengatakan pemberian bantuan alat PCR Test tersebut sangat membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler