jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan muda Yudi Latif mengulas keunggulan ekonomi Pancasila. Menurut dia, ekonomi Pancasila merupakan konsep perekonomian yang berkeadilan.
Yudi menuturkan, jika peran pasar dalam kondisi terlalu kuat maka ekonomi Pancasila akan berpihak untuk memperkuat peran negara. "Demikian juga sebaliknya jika peran negara terlalu kuat maka ekonomi Pancasila akan berpihak kepada pasar," kata Yudi saat menyampaikan kuliah umum di Megawati Institute, Jakarta Pusat, Kamis (12/4).
BACA JUGA: Pancasila Terbukti Ampuh Jaga Keutuhan Indonesia
Kuliah umum itu merupakan rangkaian kegiatan program Sekolah Pemikiran Ekonomi Pancasila (SPEP) yang digelar Megawati Institute. Yudi dalam kesempatan itu menyampaikan kuliah umum bertitel Genealogi Pemikiran Ekonomi Pancasila.
Yudi yang kini memimpin Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menuturkan, Indonesia punya sejarah dijajah oleh bangsa lain (state capitalism). Selain itu, Indonesia juga pernah dijajah oleh perusahaan multinasional. "Yaitu VOC yang lahir pada tahun 1602," ujarnya.
BACA JUGA: Tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Berat
Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta menjelaskan, SPEP angkatan pertama diikuti 28 peserta. "Dari program ini diharapkan peserta dapat secara aktif menggali dan membumikan nilai-nilai Pancasila di dalam kegiatan ekonomi nasional," ucap Arif.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, para peserta SPEP dibekali pengetahuan ekonomi. Selanjutnya, peserta juga digembleng dengan roh Pancasila di dalam kehidupan dan sistem ekonomi.
BACA JUGA: Moeldoko Ajak Santri Tidak Meragukan Pancasila
Menurut Arif, SPEP terbuka bagi masyarakat luas. "Agar konsep Ekonomi Pancasila ini benar-benar menjadi miliki seluruh bangsa Indonesia," tuturnya.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Munculnya ideologi Pengganti Pancasila
Redaktur : Tim Redaksi