jpnn.com, JAKARTA - Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dirumuskan oleh para pemimpin bangsa sejak sebelum negara ini merdeka.
Pancasila menjadi alat pengikat berbagai suku, agama, ras dan golongan yang ada Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
BACA JUGA: Ulama Harus Sampaikan Ajaran Tentang Persatuan
“Kalau tidak ada pengikatnya, ya, bisa bubar. Namun, karena ada pengikat yang namanya Pancasila, ya, kita sampai sekarang tetap bisa bersatu. Posisi pentingnya Pancasila, ya, di situ,” ujar Anhar, Rabu (28/3)..
Menurut Anhar, Indonesia adalah negeri yang berpenduduk majemuk dengan banyak etnik.
BACA JUGA: Moeldoko Ajak Santri Tidak Meragukan Pancasila
Ada 15 etnik yang penduduknya lebih dari satu juta orang seperti Jawa, dan Sunda.
Namun ada juga etnik kelompok kecil seperti salah satu suku di Papua yang berjumlah hanya sekitar 100-an keluarga.
BACA JUGA: Waspadai Munculnya ideologi Pengganti Pancasila
Meski secara geografis Indonesia terdiri dari pulau-pulau, tapi sejatinya bangsa ini dipersatukan oleh laut dan sungai.
“Harus dipahami bahwa laut dan sungai itu bukan pemisah. Namun, justru alat pemersatu. Orang tidak mungkin ke pulau yang lain kalau tidak lewat laut atau lewat sungai dan sebagainya,” tambah pengajar di Lemhanas RI ini.
Mantan Direktur Sejarah dan Nilai Tradisional di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI ini itu menambahkan, Indonesia tidak akan merdeka tanpa kerja sama antara kekuatan nasionalis dan agama.
“Pancasila sendiri adalah hasil rumusan bersama dari dua kekuatan itu. Jadi, kalau ada orang Islam yang mengatakan Pancasila bukan milik dia, maka dia nggak ngerti perjalanannya. Nah, ini yang harus dipahami orang,” ujar Anhar.
Pria kelahiran Pinrang, Sukawesi Selatan, itu menjelaskan, orang yang ingin mengganti Pancasila berarti tidak mengerti kenyataan sosioligis dan antropologis bangsa Indonesia ini.
Sebab, sebagai negara kepulauan, Indonesia dalam pengertian geografis itu dihubungkan atau dipersatukan oleh sungai dan laut.
“Ada Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan sebagainya. Di situ semua ada laut dan sungai sebagai pemersatu bangsa ini. Jadi, secara geografis kita harus mencari, merumuskan sesuatu yang bisa mempersatukan kita,” tegas Anhar. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kearifan Lokal Senjata Ampuh Tangkal Ideologi Transnasional
Redaktur & Reporter : Ragil