Begini Analisis Reza soal Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Harus Gerak Cepat

Rabu, 30 November 2022 – 21:08 WIB
Analisis Reza Indragiri Amriel soal kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyampaikan analisis soal kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat yang masih misteri.

Menurut Reza, dia pernah berspekulasi bahwa tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu.

BACA JUGA: Ada Beberapa Dugaan Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres

"Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," ucap Reza kepada JPNN.com, Rabu (30/11).

Spekulasi kedua, lanjut Reza, karena kematian tidak berlangsung serentak, dan anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir, tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka mengakhiri hidup berdasarkan kesepakatan.

BACA JUGA: 8 Fakta Satu Keluarga Tewas Diracuni Anak Kedua di Magelang, Motifnya Bikin Nyesek

Kemungkinan kesepakatannya bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.

Dengan situasi sedemikian rupa, Reza mengatakan kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP.

BACA JUGA: 3 Temuan Baru Kasus 4 Mayat di Kalideres, 2 Dugaan Penyebab Kematian Terpatahkan

"Namun, karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial, maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," ucap peraih gelar sarjana psikologi dari UGM itu.

Reza lantas mengajak publik mengingat kembali pernyataan WHO bahwa sejak awal pandemi Covid 19, manusia bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virusnya.

Akan tetapi, problem kesehatan mental akibat pandemi justru tidak mendapat perhatian setara. Jadi, bukan hanya virus yang mewabah. Tekanan batin dan serbaneka perilaku malasuai juga sepertinya menjadi pandemi.

"Termasuk pemunculan sekte-sekte spiritualitas baru," kata penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne, Australia itu.

Dia menyebut pemunculan sekte di masa pandemi lalu memang masif di sejumlah wilayah. Di Perancis saja ada lima ratusan sekte baru.

Pemerintah di sana bahkan sampai mengalokasikan dana hingga 1 juta Euro guna meningkatkan pengawasan terhadap sekte-sekte yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat tersebut.

Reza mengatakan, apa pun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya perlu gerak cepat menyelesaikan pengungkapan kasus kematian korban.

"Termasuk apabila simpulannya adalah kasus tidak terpecahkan (unsolved case)," ujar pria yang pernah mengajar di STIK/PTIK itu.

Kesimpulan itu menurutnya harus diambil agar pemberitaan dan obrolan tentang kasus ini dapat juga segera dihentikan sehingga tidak mendorong terjadinya penularan bunuh diri (suicide contagion) di tengah masyarakat.

Reza mengingatkan bahwa pada masa seperti sekarang, ketika gangguan kejiwaan sangat rentan mewabah sebagaimana peringatan WHO,  ekspos yang tinggi tentang bunuh diri bisa berdampak lebih luas.

"Ekspos berlebihan dapat menginspirasi audiens –terutama mereka yang tergolong rentan untuk meniru perbuatan serupa (copycat suicide)," kata Reza Indragiri Amriel. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler