Begini Cara Bea Cukai Tingkatkan Devisa Indonesia dari Desa

Selasa, 06 April 2021 – 21:28 WIB
Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto saat acara di Desa Wedani, Gresik, Jatim. Foto: humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai terus berupaya meningkatkan devisa Indonesia melalui kegiatan ekspor tidak hanya oleh industri besar, tetapi juga menyasar IKM yang ada di pedesaan.

Langkah itu dilakukan dengan harapan kesejahteraan masyarakat dapat ditopang oleh pengembangan produk unggulan daerah yang kedepan dapat meningkatkan ekspor nasional.

BACA JUGA: Berkat Asistensi Bea Cukai Cirebon, Perusahaan Ini Bisa Ekspor Secara Mandiri

Salah satu program yang didukung Bea Cukai adalah desa devisa yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Pengembangan desa devisa merupakan rangkaian kegiatan berbasis community development yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat.

BACA JUGA: Masih Pengin Mudik Lebaran Nanti? Simak Dulu Pernyataan Kombes Rudy

Program itu diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, budaya yang lebih baik dibandingkan sebelum adanya kegiatan dan menghasilkan devisa.

Upaya pengembangan yang diberikan melalui pelatihan, bantuan sarana produksi, informasi dan akses pasar, dan lainnya.

BACA JUGA: Bikin Malu, Oknum Guru Ini Diberhentikan Sementara, Gaji Dipotong 50 Persen

Program ini diberikan kepada desa, komunitas, atau klaster tertentu yang berpotensi untuk melakukan aktivitas produksi secara berkelanjutan untuk ambil bagian dalam rantai pasokan ekspor.

Membantu terlaksananya program ini, Bea Cukai Gresik melaksanakan asistensi desa devisa.

Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto mengatakan pihaknya bersama Kepala Desa Wedani  yang merupakan desa produksi sarung tenun khas Gresik yang terbuat dari bahan sutra dan menggunakan pewarna alami, bersama-sama untuk memfokuskan pembuatan desa devisa dengan menggandeng instansi pemerintah.

“Pada 2 Maret 2021 kami menggelar kegiatan di Balai Desa Wedani, Kecamatan Cerme dengan mengundang instansi pemerintah yang datang mempresentasikan program masing-masing untuk merealisasikan desa devisa," kata Budi, Selasa (6/4)

Forum itu diikuti Diskoperindag Gresik yang mempunyai program pendampingan pendaftaran merek secara gratis dan akan mengasistensi pembentukan koperasi produksi di Desa Wedani.

Berikutnya ada Kanwil LPEI Surabaya yang sudah meneruskan dua permohonan kepada LPEI Pusat di Jakarta mengenai penetapan Desa Devisa Gresik yaitu sarung tenun budaya Desa Wedani Cerme Gresik dan Legend Trend Desa Bungah Gresik.

Bier menjelaskan Bea Cukai Gresik mempunyai program klinik ekspor dan KITE IKM (kemudahan impor tujuan ekspor industri kecil menengah).

"Kami sudah mempersiapkan untuk penyediaan bahan baku benang impor dari China dan India sehingga para UMKM potensi desa devisa dapat mempersiapkan bahan baku murah. Diharapkan dengan adanya sinergi antar instansi dan terjun langsung ke lapangan realisasi desa devisa dapat segera terwujud," ucapnya.

Upaya Bea Cukai Gresik dalam pendampingan desa devisa itu menurut Bier berlanjut dengan dilaksanakannya Sharing Session Potensial Pipeline Pengembangan Desa Devisa pada tanggal 24 Maret 2021, dan direncanakan dalam waktu dekat Bea Cukai dan LPEI akan melakukan MoU kerja sama sinergi koordinasi dalam mengembangkan desa devisa.

Tak hanya mendukung program desa devisa, Bea Cukai pun menunjukkan dukungannya terhadap program devisa dari desa yang diinisiasi oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebagai upaya nyata realisasi program "#DevisaDariDesa, Maju Mandiri Modern".

"Bea Cukai Lampung turut serta dalam kegiatan Bimbingan Teknis Registrasi Packing House dalam Rangka Ekspor Manggis yang diselenggarakan pada 2 Maret 2021 di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus,” ujar Kepala Kantor Bea Cukai Lampung Esti Wiyandari.

Menurutnya, tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memberikan edukasi sekaligus motivasi kepada para petani/pedagang manggis di Kabupaten Tanggamus untuk meningkatkan kualitas produk manggis melalui registrasi packing house agar dapat memenuhi standarisasi produk di negara buyers dan  bersaing di pasar ekspor.

Esti menjelaskan Bea Cukai Lampung sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menangani/mengawasi kegiatan ekspor di provinsi itu, berkomitmen memberikan dukungan penuh dalam upaya mendorong ekspor.

Selain itu, bea Cukai Lampung siap memberikan asistensi kepada pada petani/pedagang manggis di Kabupaten Tanggamus selama proses eksportasi sampai berhasil.

Komitmen tersebut juga sejalan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di wilayah Provinsi Lampung yang sedang gencar dilakukan oleh Kantor Wilayah Bea Cukai Sumatera Bagian Barat.

"Lampung merupakan salah satu provinsi dengan wilayah pertanian yang luas dan mampu menghasilkan produk yang menjanjikan," kata Esti.

Menurut dia, berbagai produk hasil pertanian seperti pisang, nanas, dan jambu telah berhasil bersaing di pasar dunia dan menjadi komoditi ekspor unggulan di Provinsi Lampung.

"Belajar dari keberhasilan tersebut, dengan semangat dari para petani/pedagang dan didukung komitmen yang kuat dari instansi pemerintah bukan tidak mungkin manggis akan mengikuti kesuksesan tersebut," ucap Esti optimistis. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler