jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai melakukan kunjungan ke sejumlah perusahaan di berbagai daerah untuk memastikan perannya bisa berdampak maksimal dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Makassar Askolani beserta jajarannya pada pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Makassar New Port (MNP).
BACA JUGA: Aksi Penyelundup Benih Lobster Kelabui Petugas Bea Cukai Kepri Gagal Total
Dalam kunjungan itu, mereka memantau implementasi national logistik ekosistem (NLE) di Makassar New Port (MNP).
MNP sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN), sebagai pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang merupakan bagian dari penataan logistik nasional.
BACA JUGA: Ekonomi Kalimantan Barat Triwulan III-2021 Tumbuh 4,60 Persen
Kasubdit Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, Tubagus Firman Hermansjah mengatakan saat ini sistem NLE terhubung dengan sistem di Pelabuhan Makassar terkait pelayanan DO Online, SP2 Online, Vessel Domestic, dan Trucking.
“NLE telah menghubungkan sistem Bea Cukai dan Karantina dalam bentuk Single Submition Quarantine-Customs (SSmQC) sehingga memungkinkan pengguna jasa bisa melakukan satu kali proses pengiriman data," kata Firman.
BACA JUGA: Bea Cukai Berharap Kantor PTSP Mempercepat Layanan Arus Barang di Pelabuhan
"SSmQC ini diikuti proses joint inspection, di mana pemeriksaan barang akan dilaksanakan bersama oleh kedua instansi. Jadi, diharapkan memberi kemudahan masyarakat melakukan pengiriman barang,” sambungnya.
Di Medan, Bea Cukai Belawan bersama tim dari Kantor Pusat Sumatra Utara, dan Medan turut hadir dalam kunjungan kerja bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ke PT Permata Hijau Palm Oleo, Kamis (04/11).
Tujuan kunjungan itu untuk melakukan monitoring dan evaluasi pungutan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya.
Menurut Firman, perusahaan itu merupakan salah satu perusahaan dengan program hilirisasi industri sesuai arahan Presiden Republik Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, harapannya industri pengolahan produk kelapan sawit yang berorientasi ekspor akan terus dapat meningkat dan berkelanjutan guna turut mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Selanjutnya Kanwil Bea Cukai Bali, NTB dan NTT, turut hadir dalam kegiatan peresmian Program Desa Devisa Garam Kusamba oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) di Desa Kusamba, Klungkung, Sabtu (06/11).
Garam produksi Desa Kusamba merupakan garam organik yang kaya akan mineral. Sebab, garam itu diolah secara tradisional dan dikemas secara modern.
“Dengan peresmian ini, diharapkan para petani garam kusamba dapat menjadikan produknya sebagai komoditas unggulan daerah yang berdaya saing mancanegara. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat , selain itu untuk memberikan dampak positif untuk devisa negara,” pungkas Firman. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Botol Miras Ilegal Senilai Rp 21,6 Juta Disita Bea Cukai di Malang dan Bogor
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian