Begini Cara Kemenparekraf Menggairahkan Industri Penerbitan

Senin, 05 Oktober 2020 – 19:47 WIB
Ricky J. Pesik, staf khusus Menparekraf Bidang Digital dan Industri Kreatif. Foto: tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan stimulus kepada para penulis dengan mengadakan kegiatan Nulis dari Rumah.

Dalam kegiatan tersebut Kemenparekraf menggandeng Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). 

BACA JUGA: Kondisi Donald Trump Sempat Memburuk

Berdasarkan survei yang dilakukan IKAPI pada April 2020 mengenai dampak COVID-19 terhadap industri penerbitan, terungkap 95,9 persen penerbit mengalami penurunan penjualan.

Dan, sebanyak 25 persen penerbit menghentikan produksi buku. 

BACA JUGA: Mayjen Tugas Ratmono: Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun

Rosidayati Rozalina, ketua umum IKAPI mengatakan, untuk menggairahkan kembali industri penerbitan, dibutuhkan stimulus dari pemerintah berupa bantuan pembelian buku kepada penerbit yang berminat menerbitkan 100 karya terpilih program Nulis dari Rumah.

"Jadi 100 karya terpilih ini diterbitkan dalam bentuk buku cetak maupun elektronik yang sudah dikompilasi dan diedit sehingga menjadi dua naskah buku, masing-masing berisi 50 cerpen dan 50 esai," terang Rosidayati dalam peluncuran buku pemenang Nulis dari Rumah Kemenparekraf secara daring, Senin (5/10).

BACA JUGA: Ada Perwira Berani Melanggar Perintah Jenderal Idham Azis, Jabatan Langsung Hilang

Pada kesempatan sama, Ricky J. Pesik, staf khusus Menparekraf Bidang Digital dan Industri Kreatif mengharapkan dengan diluncurkan buku para pemenang ini bisa membuka peluang kerja sama bagi para penulis (creator) dan pelaku industri kreatif lainnya.

Buku kumpulan cerpen berjudul Pesan Penyintas Siang diterbitkan oleh Mekar Cipta Lestari Publisher (MCL Publisher); dan antalogi esai berjudul Saatnya Menjadi Bangsa yang Tangguh diterbitkan Pustaka Obor Indonesia.

"Kemenparekraf telah membeli 1.200 eksemplar dengan masing-masing 600 eksemplar cerpen dan 600 eksemplar esai untuk dibagikan kepada para pemenang, tim kurasi, lembaga negara, perpustakaan dan forum taman bacaan secara gratis," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, berawal dari sebuah kompetisi yang digelar 17 Mei sampai 11 Juli 2020, dalam rangka Hari Buku Nasional, kegiatan ini bergerak lebih jauh dan menciptakan snowball effect di industri penerbitan dengan menerbitkan dan mendistribusikannya kepada masyarakat.

Buku dengan ukuran masing-masing 14.5 X 21 cm ini memiliki sekitar 500 halaman, selain tersedia dalam bentuk cetak buku ini nantinya juga akan tersedia dalam bentuk e-book (buku elektronik).

Rosidayati berharap kegiatan ini ke depannya dapat berkembang lebih luas agar terjadi business matching secara langsung antara penulis dengan penerbit.

"Regenerasi penulis baru sebagai aset dan modal sesungguhnya dari industri penerbitan bisa tubuh subur," tandasnya. (esy/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler