jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan semakin gencar melakukan pembinaan pada sejumlah Kelompok Tani (Poktan) di tahun ini.
Langkah itu mereka lakukan untuk menghasilkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
BACA JUGA: Komisi IV DPR Puji Kinerja Kementan di 2022
Bila flashback pada 2022, tingkat produktivitas beras nasional sangat optimal sesuai dengan perencanaan yang ada.
Terhitung di tahun 2022 luas panen nasional diatas 10 juta hektare.
BACA JUGA: Tahun Ini Kementan Akan Pacu Regenerasi Petani Indonesia
Peningkatan produksi 2022 itu ditopang oleh berbagai program seperti peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan indek tanam, penggunaan benih unggul, mekanisasi, mendorong efisiensi usahatani, bimtek, penyuluhan, kredit KUR, kemitraan, pascapanen, dan lainnya
Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Bambang Pamudji mengatakan stok beras di beberapa wilayah masih sanggup memenuhi kebutuhan beras dengan data sebaran yang terperinci di pelaku usaha beras.
BACA JUGA: Kementan Mampu Menyediakan Beras Nasional, Pakar Pangan Bilang Begini
"Bila mengacu Prognosa BPS pada Februari 2023 memasuki panen raya seluas 1,4 juta hektar yang setara dengan 4,3 juta ton beras," kata Bambang.
Dia menambahkan sesuai arahan Menteri Pertanian dalam menghadapi ancaman iklim ekstrem 2023, maka dilakukan beberapa upaya antisipasi, adaptasi, dan mitigasi.
Langkah-langkah yang ditempuh di antaranya adalah dengan melakukan mapping daerah rawan Kekeringan, rawan banjir, rawan serangan hama penyakit.
Memfasilitasi brigade Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Membangun early warning sistem dalam memantau data BMKG. Merawat saluran irigasi dan sumber air.
Menurut dia, strategi itu melengkapi beberapa capaian yang dilakukan Kementerian Pertanian pada 2022 yang semakin memperlihatkan komitmen Kementan dalam menjaga pemenuhan pangan disepanjang tahun 2023 mendatang.
Sebagai informasi capaian yang diraih sektor pertanian pada 2022 sebagai berikut:
1. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP nasional November 2022 sebesar 107,81. Nilai NTP ini bahkan menyentuh 109,29 pada Maret 2022.
2. BPS juga mencatat Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional November 2022 sebesar 107,25. Pun pada bulan Maret 2022 mencapai angka tertinggi 109,25.
3. Tren ekspor komoditas pertanian mencapai periode yang mengesankan dalam 3 tahun terakhir. Bahkan periode Januari-Oktober 2022 telah mencapai 550,11 trilyun atau naik Meningkat 7,9% dibandingkan periode sama 2021.
4. Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian pada 2022, mencapai 104,92 trilyun rupiah atau 115,46% dari target 90 trilyun. Jumlah debitur pun melonjak hingga 2,521 Juta Debitur.
5. Khusus Nataru dan hari besar keagamaan sepanjang 2022, stok pangan nasional tetap cukup dan harga terjaga stabil.
6. Prestasi yang paling membanggakan pada tahun 2022, diraihnya pengakuan Swasembada Beras dan resilensi pertanian yang diberikan IRRI bertepatan pada HUT RI.
FAO atau Badan Pangan Dunia juga mengakui Ketahanan Pangan Indonesia sangat baik ditengah desakan pandemi covid 19. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Sebut Kebutuhan Pangan Akhir Tahun Aman, Cabai dan Bawang Merah Terus Mengalir
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian