Begini Cara Molekul BPA Masuk ke dalam Tubuh  

Senin, 14 Desember 2020 – 21:25 WIB
Imbauan bebas BPA. Foto: shutterstock

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu solusi untuk mengurangi risiko terpapar BPA (bisphenol A) adalah dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang termigrasi molekul tersebut.

Artinya, tidak makan atau minum dari wadah plastik yang mengandung unsur kimia BPA. Caranya dengan menghindari minum dari minuman air galon isi ulang, yang sudah jelas mengandung unsur BPA.

BACA JUGA: Air dalam Kemasan Plastik BPA Sangat Berbahaya, Ini Alasannya

Dokter spesialis anak Neonatologist dari Rumah Sakit Mayapada Kuningan, dr. Daulika Husna, mengatakan, kemasan makanan atau minuma yang mengandung BPA sangat berbahaya jika isinya dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu lama.

“Jadi bahaya BPA tidak serta merta berefek. Contohnya pada gangguan hormon pada anak atau balita yang sedang tumbuh. Gangguan lainnya dapat memicu kanker jika BPA dikonsumsi terus menerus," papar dr Daulika Husna Sp.A, dalam webinar 'Mengenal BPA dari Rumah’, baru-baru ini.

BACA JUGA: Efek Negatif BPA Terhadap Sperma

Hal senada juga diutarakan dr Darrel Fernando SpOG, dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Mayapada Kuningan. Ia menekankan perlunya ketelitian agar kandungan BPA tidak terpapar ke janin.

"Kita harus teliti melihat kode plastik pada setiap produk yang kita gunakan. Misalnya kode plastik no 7 (jenis plastik polykarbonat) biasanya mengandung BPA. Meskipun bukan di level berbahaya, tetapi kalau bisa dihindari agar tidak terjadi akumulasi jangka panjang,” ujar dr Darrell.

BACA JUGA: Hindari Paparan BPA untuk Kurangi Resiko Keguguran

Lantas bagaimana zat kimia BPA ini masuk ke dalam tubuh?

Dalam prosesnya, molekul BPA atau monomer di polimerisasi menjadi plastik karbonat (PC). Di proses polimerisasi itulah proses tidak berjalan sempurna sehingga menimbulkan molekul-molekul BPA bebas.

Molekul  BPA bebas ini kemudian bermigrasi dari kemasan atau utilitas ke makanan atau minuman yang terkonsumsi. Masuknya BPA ke dalam tubuh melalui dua cara yaitu dietary exposure dan non dietary exposure.

"Masalah BPA adalah migrasi. Migrasi adalah berpindahnya zat kimia BPA yang ada pada kemasan makanan ke dalam produk pangan. Kita akan terpapar jika kita mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi BPA. Hindari risiko dengan mengurangi paparan," tutur Dr Azis, pakar teknologi pangan.

Sebagai contoh proses migrasi BPA dalam kemasan galon yang kemudian larut ke dalam air di dalam galon isi ulang.

Lalu migrasi BPA ke makanan dari bahan pengemas yang kontak dengan minuman atau makanan. Selain itu, bisa melalui debu, thermal paper, kosmetika dan lain lain.(jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler