JPNN.com

Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok

Kamis, 20 Februari 2025 – 14:07 WIB
Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok - JPNN.com
Sebuah studi mengungkapkan produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektronik, menjadi alat bantu berhenti merokok yang populer digunakan di Inggris. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi yang dipublikasikan oleh JAMA Network bertajuk “Prevalence of Popular Smoking Cessation Aids in England and Associations With Quit Success” mengungkapkan produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektronik menjadi alat bantu berhenti merokok yang populer digunakan di Inggris. 

Studi tersebut melibatkan 25.094 perokok berusia minimal 16 tahun dan dipublikasikan pada Senin (17/2).

BACA JUGA: Ingin Berhenti Merokok? Segera Beralih ke Tembakau Alternatif

Dalam studi itu ditemukan bahwa rokok elektronik merupakan alat bantu berhenti merokok yang paling umum digunakan sepanjang 2023-2024 yakni mencapai 40,2 persen dan menjadi metode dengan peluang keberhasilan berhenti merokok tertinggi jika dibandingkan dengan metode lain.

“Kami menemukan bahwa upaya berhenti merokok yang dibantu oleh rokok elektronik lebih mungkin berhasil daripada yang tidak,” tulis laporan tersebut. 

BACA JUGA: 5 Makanan yang Bantu Anda Berhenti Merokok

Menanggapi temuan itu, praktisi kesehatan dr. Jeffrey Ariesta Putra membenarkan bahwa perokok yang mencoba berhenti tanpa beralih ke produk tembakau alternatif cenderung menghadapi tingkat kegagalan yang lebih tinggi. 

Menurutnya, tanpa adanya metode transisi yang efektif, banyak perokok mengalami kesulitan dalam mengatasi ketergantungan, sehingga kemungkinan untuk kembali merokok menjadi lebih besar.

BACA JUGA: Stres di Tempat Kerja Picu Merokok? Kenali Gejalanya dan Alternatif Mengatasinya

“Sebagai praktisi kesehatan, saya sulit meminta pasien secara mentah untuk berhenti merokok, karena sudah menjadi kebiasaan dan edukasi terkait bahaya merokok tidak kurang banyak. Menurut saya, produk rokok elektronik merupakan alternatif yang diharapkan dapat menjadi substitusi,” kata dr. Jeffrey saat dihubungi, Kamis (20/2).

Dia menambahkan prevalensi merokok di Indonesia masih sangat tinggi, salah satunya disebabkan oleh harga produk tembakau alternatif yang dinilai lebih mahal dibandingkan rokok konvensional. 

Dokter Jeffrey menilai keterjangkauan produk alternatif berperan penting dalam mendorong perokok untuk beralih ke pilihan yang lebih rendah risiko. 

Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah untuk memberikan insentif atau kebijakan yang mendukung aksesibilitas produk tembakau alternatif, sehingga lebih banyak perokok dapat beralih dan mengurangi risiko akibat kebiasaan merokok.

“Saat ini masyarakat masih tertarik dengan rokok konvensional karena produk subsitusi cenderung memiliki harga yang mahal. Salah satu langkah yang mungkin dapat dilakukan adalah insentif atau subsidi dari pemerintah. Faktor harga memegang peranan penting,” pungkas dr. Jefrrey.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler