Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, dari laporan yang masuk ke posko pengaduan, kasus siswi SMKN 3 Padangsidimpuan yang disuruh gurunya menjual diri itu berawal pada Sabtu (1/4).
Saat itu, KS, oknum guru SMKN 3 Padangsidimpuan yang menyuruh para siswi menjual diri itu, mengumpulkan mereka pada salah satu ruangan yang ada di sekolah.
BACA JUGA: Belum Bayar Iuran, 5 Siswi SMK Disuruh Guru Jual Diri
Selanjutnya, KS menanyakan apakah iuran pengelolaan usaha (PU) mereka sudah lunas atau tidak. Spontan, kelima siswi itu menjawab 'tidak'. Mendengar pengakuan dari siswi itu, KS langsung marah dengan mengeluarkan suara yang tinggi.
"Menurut para siswa pelapor, KS bertanya kenapa iuran PU belum dibayar. Mendengar ucapan KS, kelima siswi itu tidak bisa berkata-kata, mereka hanya bisa diam sembari mendengarkan ocehan dari oknum guru itu. KS malah mengeluarkan kalimat: jual saja diri kalian ke JB (nama salah satu tempat hiburan malam di Padangsidimpuan), supaya tunggakan kalian ini bisa lunas," tutur Retno menirukan perkataan para siswa yang menceritakan kronologis peristiwa tersebut.
BACA JUGA: Pastikan Usut Tuntas Kasus Tewasnya Amel
Setelah keluar dari ruangan, sejumlah siswi langsung menangis karena ucapan dari oknum guru itu menyakiti dan merendahkan martabat mereka. Awalnya, para siswi itu takut mengungkapkan yang dialami mereka, karena mereka tidak mau berurusan dengan pihak sekolah.
"Keberanian kelima siswi tersebut untuk mengungkap perlakuan guru itu setelah muncul setelah salah seorang siswi, Amelya Nasution, di sekolah itu nekat bunuh diri dengan cara minum racun rumput karena mengalami kekerasan verbal juga. Sebelum bunuh diri, Amelya diduga juga mendapat intimidasi dari KS," paparnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: FSGI Dorong KPAI Sikapi Kasus Amel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Upaya Kaburkan Latar Belakang Tewasnya Amel
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad