jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara BIN (Badan Intelijen Negara) Wawan Hari Purwanto membantah tindakan Kabinda Provinsi Riau Rachman Hariyadi terhadap salah satu pentolan gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman sebagai bentuk intimidasi.
Hal ini disampaikan Wawan menyikapi rekaman video Neno yang memerlihatkan aksi Rachman berlaku kasar, dan sempat bersitegang dengan orang yang ikut bersama Neno yang dipulangkan paksa dari Bandara SSK II Pekanbaru, Sabtu (25/7).
BACA JUGA: Neno Sebut Kabinda Kasar, BIN: Orang Lelah Mudah Emosi
"Sebetulya bukan intimidasi, tapi lebih pada upaya mengimbau supaya beliau tidak melanjutkan. Karena situasi yang sudah tidak kondusif. Kan mencegah korban, kecuali nekat terjadi sesuatu, itu risiko sendiri," ucap Wawan di sela-sela konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (27/8) malam.
Saat ditanya apakah dibenarkan seorang pejabat BIN berlaku seperti dalam rekaman video yang menyebar itu, Wawan kembali menyebutkan bahwa kondisi di lapangan sulit diprediksi.
BACA JUGA: BIN: Pengadang Neno Warisman di Riau Bisa Saja Orang Luar
BACA JUGA: #2019GantiPresiden Menurut Pakar Hukum
"Begini Mas, situasi di lapangan itu tidak bisa kita prediksi karena apa? Orang capek, tensi bisa tinggi, lantas suka lupa apa yang terjadi. Apalagi terjadi perdebatan panjang berjam-jam. Kelelahan itu menimbulkan tensi naik," tuturnya.
BACA JUGA: #2019GantiPresiden Menurut Pakar Hukum
Namun demikian dia berharap apa yang terjadi saat pemulangan Neno bisa dimaafkan jika ada perlakuan kasar atau kurang berkenan bagi Neno. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerakan #2019GantiPresiden Hanya Upaya Provokasi?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam