jpnn.com - NGANJUK--Suwartini, guru SDN Gadungkidul 2 Nganjuk kota akhirnya memberikan penjelasan kepada media massa terkait isu yang menyebut hukuman makan bangkai cicak.
Guru olahraga yang diduga menyuruh lima siswanya mengulum cicak, menyangkal telah memaksa dengan perintah secara langsung untuk emut bangkai cicak.
BACA JUGA: Anak Dipecat dari Sekolah, Mantan Komisioner KPU Sumut Ngadu ke Dewan
Dia juga mengaku tidak tahu bila kelima siswanya mengemut cicak, karena saat dihukum sang guru telah meninggalkan kelima siswanya.
Kejadian itu bermula saat jam istirahat. Kelima siswa bermain bangkai cicak di halaman sekolah.
BACA JUGA: Ujian Nasional Dihapus, Nggak Masalah
Bangkai cicak itu diberikan ke teman-teman perempuan, sontak ada yang berlari dan menangis karena takut melihat cicak.
Suwartini yang mengetahui langsung emosi dan menghukum kelima siswa itu. Ia mengaku tidak menyuruh secara langsung dan tidak memaksa siswanya untuk makan ciacak.
BACA JUGA: Kita Dukung UN Dihapus, Bagus Itu
Suwartini hanya ingin memberikan efek jera sehingga kelima siswanya bisa merasakan ketakutan seperti rekan-rekan perempuan yang ditakuti dengan menempelkan cicak di wajahnya.
Kelima siwa dibariskan sambil memegang cicak dan ditinggal pergi oleh oknum guru.
Suwartini tak mengetahui bila ke lima sisawanya tersebut menuruti perintah dengan mengemut bangkai cicak secara bergantian.
"Saya minta maaf kepada wali murid dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Apa yang saya lakukan secara spontan dan tanpa niat untuk menghukum di luar kewajaran," kata Suwartini.
Sementara itu Diah Wijaya kepala sekolah, mengaku akan memberikan pembinaan kepada oknum gurunya dan akan melakukan mediasi dengan kelima wali murid.
Terkait sanksi pemindahan, pihaknya pasrah pada Dinas Pendidikan Nganjuk. (pul/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadis Pendidikan Tolak Moratorium UN
Redaktur : Tim Redaksi