Begini Proses Tahapan Awal Menuju Guru Penggerak

Sabtu, 20 Juni 2020 – 22:35 WIB
Ilustrasi Program Guru Penggerak Kemendikbud. Foto: Antara/HO-Dok pri

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen GTK Kemendikbud) berupaya menekankan pentingnya menghasilkan guru yang berpusat kepada murid untuk Merdeka Belajar.

“Salah satu caranya adalah melalui pelatihan peningkatan kualitas guru,” kata Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril, dalam keterangannya, Sabtu (20/6).

BACA JUGA: Simak Penjelasan Kemendikbud Soal Balai Guru Penggerak

Program Guru Penggerak ini dirancang dengan menitikberatkan pada kualitas pelatihan dan pendampingan. Tujuannya agar peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya, dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar murid.

Untuk menjadi Guru Penggerak, lanjut Iwan, pendidik harus mengikuti tahap-tahapan yang telah diberlakukan, yaitu Seleksi Calon Guru Penggerak, kemudian Calon Guru Penggerak mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan baru di sekolah dan komunitasnya.

BACA JUGA: Nadiem Makarim Ingin Ada 250 Ribu Guru Penggerak

Setelah semua serangkaian itu dapat dilalui, pendididk baru bisa dinyatakan Menjadi Guru Penggerak.

Seleksi angkatan pertama akan dibuka bagi guru sekolah negeri atau swasta di jenjang TK, SD dan SMP. Baik guru PNS maupun non PNS dapat mengikuti pelatihan ini.

BACA JUGA: Hanya 13,5 Persen Guru Berpotensi jadi Penggerak

Persyaratan lainnya juga termasuk kualifikasi pendidikan minimal S1/D4, serta pengalaman mengajar minimal lima tahun. Diharapkan guru peserta memiliki sisa mengajar tidak kurang dari 10 tahun.

“Program (pelatihan) yang akan kami lakukan adalah mendorong guru-guru yang sudah memiliki kemampuan untuk memahami pembelajaran yang berorientasi pada murid. Harapannya, guru ini dapat menjadi pemimpin pendidikan,” ungkap Iwan.

Adapun kriteria atau persyaratan umum calon Guru Penggerak ini adalah Guru PNS maupun Non PNS baik dari sekolah negeri maupun swasta, memiliki akun guru di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1/D4.

Lalu, memiliki pengalaman minimal mengajar 5 tahun, memiliki masa sisa mengajar tidak kurang dari 10 tahun, memiliki keinginan kuat menjadi Guru Penggerak, dan angkatan pertama program guru penggerak akan ditujukan untuk Guru TK, SD, SMP dan SMA.

Sedangkan kriteria seleksi yang akan menjadi penilaian adalah, penerapan pembelajaran yang berpusat pada murid, memiliki kemampuan untuk fokus pada tujuan, memiliki kompetensi menggerakkan orang lain dan kelompok.

Selain itu, memilliki daya juang (resilience) yang tinggi, Memililki kompetensi kepemimpinan dan bertindak mandiri, memiliki kemampuan untuk belajar hal baru, terbuka pada umpan balik, dan terus memperbaiki diri, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan memiliki pengalaman mengembangkan orang lain, dan memiliki kedewasaan emosi dan berperilaku sesuai kode etik.

Pengumuman pendaftaran calon guru penggerak ini akan dilakukan pada 13 Juli 2020. Sedangkan seleksi tahap pertama akan dilakukan pada 13 – 27 Juli 2020, seleksi tahap kedua akan dilakukan pada 4 – 5 Agustus 2020.

Seleksi tahap ketiga akan dilakukan pada 10 Agustus – 12 September 2020, dan untuk Pengumuman dan registrasi ulang akan dilakukan pada 17 – 20 September 2020.

Setelah itu, para peserta akan melakukan pelatihan dan mentoring yang dilakukan pada 5 Oktober 2020 - 13 Juli 2021. 

Iwan berharap, program Guru Penggerak ini dapat menciptakan guru penggerak yang dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri.

Selain itu, memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik, merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.

“Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid, serta dapat  mengembangkan dan memimpin sebagai upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah,” pungkasnya.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler