jpnn.com - Kelakuan SRY, warga Jalan Mendawai Ujung Gang Setia, Kota Palangka Raya, Kalteng, sungguh biadab.
Hanya karena dibayar Rp 500 ribu, pria ini membakar tiga gedung sekolah dasar. Seperti apa sebenarnya sosok SRY?
BACA JUGA: Setuju Ibu Kota Pindah ke Kalteng atau Kalbar
EMANUEL LIU, Palangka Raya
TEPATNYA di sebuah barak reot kamar nomor dua yang terletak di Jalan Mendawai Ujung Gang Setia I, SRY diketahui pernah menetap di sana beberapa bulan.
BACA JUGA: Terjebak Kebakaran, Seorang Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan
Setelah ditangkap pihak kepolisian, kamar reot tersebut tertutup rapat dengan posisi pintu terkunci.
Tak banyak yang tahu sosok SRY. Karena, menurut cerita tetangga barak, pria ini jarang ngumpul bareng warga sekitar dan agak tertutup.
BACA JUGA: Suami Aniaya Istri Lantaran Menolak Dipeluk Mesra
“Sebelum terdengarnya kejadian dengan terbakarnya beberapa sekolah, jarang melihat yang bersangkutan berada di barak,” kata Wiwin yang tak lain adalah RT 02/RW 04 Jalan Mendawai Ujung Gang Mandiri saat berbincang dengan Kalteng Pos (Jawa Pos Group) di kediamannya, Rabu (2/8).
RT setempat tidak menampik mengenali pelaku, namun tidak begitu dekat. “ Dia itu tinggal di barak yang ada di Gang Setia I. Tapi kenalnya juga begitu-begitu saja. Karena orangnya agak tertutup dan mau-mau saja kalau disuruh apa-apa,” kata Wiwin lagi.
Sementara untuk pekerjaan pelaku, Wiwin mengaku tidak mengetahui pasti apa aktivitas kesehariannya.
Tapi menurutnya, sebelumnya dia pernah didata oleh pihak RT guna mengantisipasi adanya bantuan beras dan lain-lain, tetapi tidak ada orang di tempat tersebut. Kadang-kadang juga dia nongkrong di tempat temannya.
Namun selaku RT memang cukup terkejut saat mendengar pelaku sudah diamankan. “Kami baru tahu kalau si SRY itu sudah ditangkap oleh polisi,” kata Wiwin dengan wajah cukup terkejut saat itu.
Salah satu warga penghuni barak nomor satu, tepat di sebelah kamar pelaku, mengaku bahwa dirinya tidak begitu kenal dengan SRY.
“Kami juga kurang tahu dengan orang yang menghuni kamar nomor dua ini , karena jarang dan tidak pernah melihat,” tutur pria tersebut yang enggan menyebutkan namanya itu.
Terkait dengan dugaan bahwa pelaku yang berencana untuk melakukan tindakan pembakaran, ia tidak dapat mamastikannya. ”Kita juga kurang tahu dan mungkin juga bisa jadi dia yang melakukannya,” terangnya.
Kabar terakhir sebelum pelaku menghilang, pelaku pernah bekerja di Desa Tumbang Miri pada salah satu perusahaan.
Untuk status pelaku diketahui bahwa pernah punya istri dan anak, namun tidak mengetahui keberadaanya saat ini.
“ Mungkin sudah cerai atau apa, kita juga kurang paham,”terang salah satu warga saat itu.
Sehari sebelumnya, Kapolda Kalteng Bribjen Pol Anang Revandoko mengatakan, kedua pelaku saling mengenal satu sama lain.
“Mereka berdua merupakan teman dan saling mengenal,” kata Kapolda dalam jumpa pers, Selasa (1/8) di Mapolda Kalteng.
Sementara salah satu pelaku diakui merupakan residivis karena keterlibatan dalam kasus senjata tajam (sajam) beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Anang menjelaskan, keduanya mengaku disuruh HG yang hingga kemarin masih buron.
Keduanya baru dibayar masing-masing Rp 500 ribu yang kemudian dibelikan handphone. (nue/bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oalah, Pemindahan Ibu Kota RI Masih Wacana Tanpa Aksi
Redaktur & Reporter : Soetomo