jpnn.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) gencar melakukan pengelolaan air hingga melakukan daur ulang di sejumlah proyek properti berskala kota.
Komitmen tersebut didorong kesadaran akan pentingnya mengurangi konsumsi air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
BACA JUGA: LKPR Komitmen Menghijaukan Kawasan Kota Mandiri, Ini BuktinyaÂ
Group CEO LPKR John Riady mengatakan Indonesia telah diidentifikasi sebagai daerah dengan risiko kekurangan air “tinggi” hingga “sangat tinggi” menurut Atlas Risiko Air Saluran Air dari World Resources Institute.
Oleh karena itu, manajemen operasional LPKR bertanggung jawab agar di setiap properti untuk mengoptimalkan penggunaan air dalam kegiatan operasional mereka dan melaporkan penggunaan air mereka kepada kantor pusat masing-masing unit bisnis.
BACA JUGA: Begini Strategi LKPR Mengelola Air di Kota Mandiri
"Di lini bisnis rumah sakit dan hotel misalnya, LPKR telah menerapkan protokol dan kebijakan ketat untuk memantau, mengurangi, dan menghemat air," kata John Riady dalam keterangannya, Jumat (24/2).
Hal ini jelasnya, juga termasuk laporan konsumsi air bulanan untuk menandai pergeseran yang signifikan pada tingkat konsumsi air. Unit bisnis LPKR juga secara berkala melakukan audit untuk menilai penggunaan air mereka dan efisiensinya.
BACA JUGA: Penjualan Rumah Tapak Lippo Cikarang Meningkat, LKPR Terkena Imbasnya
Selain itu, properti Lippo juga mendapatkan perawatan sistem air secara berkala dan pengecekan fisik untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kebocoran sejak dini.
Pengecekan ini dilakukan secara in-house oleh setiap manajer fasilitas di setiap unit bisnis dan diperbaiki oleh teknisi Lippo secara langsung.
LPKR juga terus menggunakan metode, peralatan, dan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi air dan menghemat penggunaan air.
John Riady mengatakan sejumlah strategi pengelolaan air yang dilakukan LPKR. Mulai dari pemasangan keran hemat air dan sensor air pada toilet serta tempat cuci tangan hingga mengurangi penggunaan air di kamar mandi.
Caranya melalui penyesuaian kapasitas penyiraman dan menempatkan pemberat di dalam tangki air toilet untuk mengurangi volume air yang digunakan saat penyiraman, mengganti perlengkapan dan pipa air yang lama.
"Selama bertahun-tahun, kami telah melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendaur ulang air hujan dan air limbah untuk menambah sumber air dan mengurangi pengambilan air," terang John.
Perusahaan telah membangun beberapa kolam retensi di wilayah perumahan untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali.
Selain itu, LPKR juga mengolah air limbah untuk digunakan kembali pada kegiatan operasional, seperti irigasi, pembersihan saluran air, menara pendingin, dan toilet flushing.
Dia mencontohkan di Lippo Village, semua kebutuhan operasional seperti irigasi dan pembersihan saluran air telah menggunakan air limbah yang diolah. Selain operasional real estat LPKR, mal, rumah sakit, dan hotel, Lippo juga mencari cara untuk meningkatkan daur ulang air di lokasi masing-masing.
Pada 2021, terdapat peningkatan hingga tiga kali lipat atas volume air daur ulang yang digunakan di mal milik LMIR Trust dibandingkan tahun 2020.
"Sejak awal berdiri, kami memiliki visi untuk memberikan dampak kehidupan melalui pengembangan kota-kota mandiri yang terencana dan berkelanjutan dalam lingkungan hijau serta infrastruktur fisik dan sosial kelas satu," bebernya
Meskipun dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, bisnis LPKR di bidang layanan kesehatan, mal, dan perhotelan berkembang pesat, John memastikan tetap menjaga komitmen menciptakan ekosistem perkotaan yang asri, berkelanjutan, dan berkembang untuk dinikmati semua kalangan. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad