Begini Strategi SILO Mengelola Biaya & Pendapatan 

Selasa, 04 Juli 2023 – 11:24 WIB
PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) menerapkan program inisiatif pertumbuhan pendapatan (revenue growth) dan manajemen pembiayaan (cost management). Foto dok. Siloam Hospitals

jpnn.com, JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor pelayanan kesehatan, menerapkan program inisiatif pertumbuhan pendapatan (revenue growth) dan manajemen pembiayaan (cost management).

Ini untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus pertumbuhan perusahaan.

BACA JUGA: Rayakan Satu Dekade Berdirinya RS Siloam TB Simatupang, Banyak Pengobatan Gratis 

Group CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO John Riady menyampaikan dalam inisiatif pertumbuhan pendapatan, SILO menetapkan paket harga yang seragam di berbagai rumah sakit. 

Diketahui, SILO saat ini mengoperasikan 41 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi, menjadi yang terbesar di Indonesia dan mencakup lebih dari 50 persen populasi. 

BACA JUGA: RS Siloam TB Simatupang Punya Metode Baru Atasi Gangguan Irama Jantung

RS Siloam terdiri dari 15 rumah sakit di kawasan Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Ambon. SILO juga mengoperasikan 66 Klinik Siloam.  

Untuk meningkatkan pendapatan, SILO juga melakukan otomatisasi tim penjualan dan proses dalam pelayanan pasien. Per Kuartal I/2023, Siloam Digital Channels termasuk live chats, WhatsApp, dan aplikasi MySiloam, berkontribusi melayani sekitar 18% dari total pasien rawat jalan.

BACA JUGA: SILO Pacu Layanan 3 Spesialisasi Utama

Di samping itu, SILO berkomitmen mengoptimalkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan BPJS Kesehatan

"SILO pun akan memaksimalkan pemanfaatan peralatan, meningkatkan pengembalian investasi, dan mengoptimalkan ruang di rumah sakit," kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7).

Sementara itu, dalam inisiatif manajemen biaya, SILO melakukan konsolidasi supplier, mengoptimasi operational expenditure (opex) dan efisiensi penggunaan capital expenditure (capex), serta mengurangi pemborosan barang habis pakai.

Dengan berbagai upaya manajemen biaya yang dilakukan, tutur John Riady, bisa memberikan penghematan Rp 50 miliar - Rp 100 miliar. Kinerja SILO ini tentu saja berimbas positif terhadap induk usahanya LPKR yang merupakan pemegang saham utama dengan kepemilikan 58,05%.

Siloam membukukan kinerja positif pada Kuartal I/2023. SILO membukukan pendapatan sebesar Rp 2,05 triliun, meningkat 17,2% dibandingkan dengan Kuartal I/2022. 

Laba bersih SILO tercatat sebesar Rp 257 miliar atau meningkat 152,3% dibandingkan dengan Kuartal I/2022. Margin laba bersih mencapai 12,6% pada Kuartal I/2023 dibandingkan dengan 5,8% pada Kuartal I/2022. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SILO Pacu Investasi Layanan Digital, Jumlah Pengguna Meningkat


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler