Begini Tradisi Warga saat Gunung Merapi Bergejolak, Khusus Laki-Laki

Selasa, 10 November 2020 – 08:40 WIB
Kondisi puncak Gunung Merapi dilihat dari Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jateng, Jumat (6/11). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

jpnn.com, BOYOLALI - Masyarakat yang berdomisili di sekitar lereng Gunung Merapi telah menyiapkan diri mengungsi jika sewaktu-waktu gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl itu meletus.

Sejumlah warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III masih melakukan aktivitas seperti biasa usai kenaikan status Merapi dari waspada menjadi siaga.

BACA JUGA: Informasi dari BPPTKG soal Situasi Terkini Gunung Merapi

Namun, mereka sudah mengemasi semua barang-barang, siap dibawa ketika mengungsi.

Radar Solo melaporkan, masyarakat di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo Boyolali masih ada yang beraktivitas normal.

BACA JUGA: Sukarelawan Pengungsian Gunung Merapi Wajib Ikut Rapid Test

Ada yang masih menjalankan aktivitas bertani. Bahkan, ada yang masih melanjutkan proses pembangunan dan memperbaiki rumah.

Meski terlihat tenang dan sepintas tak ada rasa kekhawatiran, tetapi mereka tetap waspada.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Sempatkan Bicara dengan Perempuan Berambut Putih di Magelang

"Surat-surat dan harta benda lain sudah saya masukkan ke dalam tas,” kata Untung Sulistyo, 45, warga setempat.

Saat ditemui, warga Dusun Stabelan itu tengah mengambil air dari bak penampungan air di dusun setempat.

Dia yang memiliki beberapa ternak sapi harus mengambil air dalam jumlah banyak.

Untung mengaku masih cukup tenang melihat kondisi Merapi saat ini. Meski tempat tinggalnya cukup dekat dengan puncak Merapi, yakni hanya 3 kilometer.

Dia mengatakan, tiap malam, warga khususnya laki-laki melakukan ronda.

Warga berada di jalan-jalan menyalakan api unggun yang merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang dinyalakan setiap Merapi bergejolak. 

Tradisi tersebut merupakan kearifan lokal agar warga siaga dari bencana alam erupsi Merapi.

"Ya warga di sini masih tenang, meski khawatir juga sebenarnya. Namun, mau bagaimana lagi. Yang punya ternak masih harus dipelihara dan pertanian juga harus diurusi,” katanya.

Warga lain, Gimu Wartoyo menambahkan, masyarakat selalu waspada dan melakukan persiapan.

Apalagi, akhir-akhir ini hampir tiap hari warga selalu mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Baik pada malam maupun siang hari.

Untuk itu, selain telah mengemasi surat-surat penting dan harta benda berharga, Gimu dan keluarga juga menyiapkan pakaian jika tiba-tiba harus mengungsi. Termasuk pakaian milik lima anggota keluarganya telah siap.

"Kami kan tidak tahu kapan Merapi erupsi. Nanti kalau dari pemerintah sudah minta evakuasi, kami bisa langsung mengungsi,” pungkasnya. (wid/ria)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler