jpnn.com - SURABAYA--Beginilah jadinya kalau penjambret gagap teknologi alias gaptek.
Gara-gara tidak paham dengan fitur antimaling pada handphone yang baru digasak, duo penjambret akhirnya berhasil ditangkap polisi.
BACA JUGA: Roy Dituntut 10 Tahun Penjara
Ceritanya berawal dari kecanduan Bondet (sebut saja namanya begitu), 16, pada game online.
Setiap hari siswa kelas X salah satu SMK di Surabaya Timur itu pergi ke warnet untuk main Point Blank.
BACA JUGA: Geger! Mayat Bayi Ditemukan Terkubur di Dekat Gedung Setda
Bahkan, dia nekat menggadaikan handphone saudaranya agar bisa terus main game.
Saat saudaranya meminta handphone tersebut, Bondet pun kebingungan. Dompetnya kosong.
BACA JUGA: Tipu 30 Orang, Oknum PNS BPN Langsung Menghilang
Dia tidak bisa menebus ke pegadaian. Akhirnya, tercetuslah jalan pintas untuk mendapatkan uang: menjambret.
Bondet mengajak Lucky Fariditya, seorang temannya, untuk beraksi.
Pemuda 19 tahun itu mengiyakan ajakan tersebut.
Singkat cerita, saat berkeliling kawasan Surabaya Timur Senin dini hari (7/11), mereka bertemu seseorang yang asyik dengan gadget di atas motor.
Tanpa pikir panjang, Lucky menjalankan perannya sebagai pemetik. Handphone pun berpindah tangan.
Korban berteriak. Namun, Bondet dan Lucky langsung menghilang dengan menyelinap ke gang-gang kecil di daerah Jalan Kidal.
Ternyata, handphone yang diambil adalah iPhone 5s yang memiliki fitur antimaling.
Hal itu tidak disadari dua penjambret amatiran tersebut.
Yang ada di pikiran Bondet, handphone itu segera diuangkan.
''Pikiran saya, pokoknya dijual dulu buat nebus handphone di pegadaian,'' kata Bondet.
Benar saja, saat menuju rumah penadah, tiba-tiba terdengar teriakan jambret dari belakang.
Ternyata yang berteriak korban. Dia tidak sendiri, tetapi mengajak serta beberapa polisi.
Bondet dan Lucky pun tidak bekutik.
''Kami masih mengejar penadahnya,'' kata Kapolsek Tambaksari AKP David Triyo Prasojo . (rid/c15/fal/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Bandar Narkoba, Dituntut Jaksa Malah Mewek
Redaktur : Tim Redaksi