Setidaknya ada dua perang yang dihadapi negara-negara di dunia saat menghadapi pandemi global virus corona, yakni melawan virus itu sendiri dan berusaha mengendalikan krisis ekonomi di dalam negeri.

Setelah kami pernah menyajikan strategi di bidang kesehatan dari sejumlah negara untuk menangani virus corona, kali ini kami memberikan gambaran strategi ekonomi dari beberapa negara, sebagai upaya untuk dapat bertahan dari ancaman ekonomi.

BACA JUGA: Polisi Sebut Tersangka Perampokan Toko Emas Cantik Tamansari Meninggal Akibat COVID-19

Berikut adalah strategi ekonomi yang digunakan Australia serta beberapa negara di Asia, seperti Indonesia. Strategi 'hibernasi' dari Australia

Dalam dua pekan terakhir, Australia sudah mengeluarkan serangkaian kebijakan baru di bidang ekonomi demi berupaya memperkecil dampak pandemi virus corona terhadap perekonomian secara keseluruhan.

BACA JUGA: Situasi Berbalik, Kini Giliran Tiongkok Jemput Warganya di Negara Terdampak Virus Corona

Pandemi virus corona
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.

 

Pemerintah Australia menggunakan istilah 'hibernation' untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan sekarang.

BACA JUGA: Jurus BIN Bantu Tenaga Medis di Garis Depan Perang Lawan Corona

Istilah ini digunakan untuk menjelaskan binatang yang tidur di tempat persembunyian mereka selama musim dingin dan baru akan keluar setelah musim dingin berakhir.

Pemerintah Australia menggunakan hal yang sama dengan berusaha 'menidurkan' perekonomian yang memang sudah melesu sejak wabah virus corona.

Selama perekonomian sedang 'tidur', pemerintah memberikan bantuan keuangan langsung kepada para pekerja, agar setelah pandemi berlalu perusahaan bisa mempertahankan pegawainya.

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang keseluruhan nilanya lebih dari AU$213,7 miliar, atau hampir dua ribu triliun rupiah, yang dibagi ke dalam tiga paket kebijakan.

Paket terbesar diumumkan akhir Maret kemarin, yakni sebesar A$130 miliar, dimana karyawan akan mendapatkan subsidi upah sampai AU$1.500, atau hampir Rp15 juta per dua minggu yang akan dibayar selama enam bulan. Video: Perdana Menteri Australia umumkan skema ekonomi dalam bentuk subsidi yang disebut 'JobKeeper' (ABC News)

 

Diperkirakan sekitar 6 juta pekerja di Australia akan mendapatkan subsidi tersebut, jumlah yang cukup tinggi dari 26 juta penduduk saat ini.

Pertengahan bulan Maret, Australia mengeluarkan paket ekonomi senilai AU$17,6 miliar kepada mereka yang selama ini sudah mendapat tunjangan sosial,termasuk pensiunan,veteran, pengasuh orang tua atau yang sakit, serta anak-anak muda yang sedang mencari kerja, dengan bantuan sebesar AU$750 yang akan dibayarkan per 31 Maret. Paket ekonomi terbesar di Jepang

Partai Liberal Demokratik Jepang telah mengusulkan paket ekonomi terbesar dalam sejarah negara tersebut sebesar ¥ 60 triliun, atau sekitar Rp9.200 triliun di tengah ancaman resesi ekonomi akibat virus corona.

Menurut proposal yang dikeluarkan Selasa kemarin (31/03), ¥ 20 triliun dari jumlah tersebut adalah stimulus kebijakan fiskal, sedangkan lebih dari ¥ 10 triliun, yang setara dengan potongan lima persen dari tarif pajak penjualan negara akan dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk tunai, subsidi, dan kupon.

Perdana Menteri ShinzoAbe meminta agar paket ekonomi virus corona nilainya lebih besar, dibandingkan paket yang pernah dikucurkan saat menghadapi krisis keuangan global.

Menurut analisa Bloomberg, peluncuran paket ekonomi "ukuran raksasa" tidak akan menjadi yang terakhir,setelah melihat menurunnya pemasukan Jepang dari luar negeri. Photo: Pukulan ekonomi Jepang juga makin terasa setelah pesta olahraga Olimpiade di Tokyo 2020 ditunda karena pandemi global virus corona. (Reuters: Athit Perawongmetha)

 

Resesi Jepang juga diperkirakan akan semakin memburuk, dengan adanya kenaikan pajak dan penundaan pesta olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade.

Kerusakannya perekonomian Jepang akan semakin parah bila daerah metropolitan Tokyo, yang menyumbang sepertiga pendapatan ekonomi, harus ditutup atau 'lockdown'.

Dengan melihat besar jumlah pengeluaran tambahan yang dibutuhkan pemerintah untuk mendanai keperluan di luar anggaran tahunan, kita dapat mengukur seberapa besar pendapatan dari publik yang dibutuhkan untuk mengisi kembali dompet perekonomian negara.

Grafik tersebut menunjukkan Jepang pernah melakukan pengeluaran ekstra di tahun 2008 mendekati ¥ 5,9 triliun dan di tahun 2009 sebesar ¥ 14 triliun.

Jumlah pengeluaran ekstra ini dikalahkan pengeluaran Jepang dalam merespon bencana tsunami dan bencana nuklir di tahun 2011. Bantuan sekali bayar dari Malaysia Rincian sejumlah paket ekonomi Malaysia: Bantuan tunai yang hanya sekali diberikan dengan totalRM10 miliar, atau lebih dari Rp 38 triliun, lebih ditujukan kepada warga berpenghasilan rendah dan menengah Bantuan untuk sektor korporasi sebesar RM50 miliar, atau lebih dari Rp190 triliun Bantuan untuk usaha kecil dan menengah yang diberikan Bank Sentral Malaysia, sebenar RM4,5 miliar, atau lebih dari Rp 17 triliun Bantuan senilai RM600 juta, atau lebih dari Rp 2 triliun untuk memberikan layanan internetgratis kepada semua pelanggan mulai 1April Pemberian dana kepada Kementerian Kesehatan senilai RM500 juta, atau hampir Rp2 triliun danRM1 miliar, atau lebih dari Rp3 triliun untuk pembelian peralatan kesehatan

 

Jumat pekan lalu (27/03), Malaysia mengumumkan paket stimulus ekonomi untuk menanggapi dampak virus ekonomi, dengan nilai sebesar RM250 miliar, atau lebih dari Rp940 triliun.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan paket stimulus ini berupa, diantaranya, tunjangan khusus bagi penyedia layanan kesehatan, bantuan tunai, skema kredit mikro bagi usaha kecil dan menengah.

PM Muhyiddin yang baru saja terpilih setelah Malaysia melewati krisis politik, berjanji jika bantuan stimulus akan "lebih komprehensif, berorientasi kepada warga".

"Terlepas jika anda seorang pengendara taksi, pengemudi Grab, petani, pemilik restoran, penjual nasi lemak, penjual pisang goreng... pemerintah akan berupaya yang terbaik untuk memastikan semuanya mendapat manfaat dari paket ini," ujarnya di televisi.

Usai pengumuman paket stimulus ekonomi, sejumlah pengamat di Malaysia meragukan kesiapan Malaysia dalam menghadapi dampak ekonomi setelah pandemi virus corona berakhir.

Seperti yang diungkapkan Fazil Irwan Som, Direktur Eksekutif International Strategy Institute. Photo: Komuter dari Malaysia dari Johor menuju Singapura beberapa jam sebelum Malaysia memberlakukan 'lockdown' karena wabah virus corona, 17 Maret 2020. (Reuters: Edgar Su)

 

Dalam kolomnya yang dimuat oleh harian Malaysia,'TheStar', Fazil mengatakan bantuan stimulus, khususnya dalam bentuk tunai hanya untuk meringankan kesulitan yang dihadapi oleh kelompok berpenghasilan rendah selama periode pengawasan pergerakan rakyatnya.

"Tetapi penting untuk dicatat bahwa sebagian besar intervensi ini adalah pembayaran satu kali kepada orang-orang yang terkena dampak, sementara ekonomi kemungkinan besar akan lebih menderita dalam jangka waktu yang lama," tulis Fazil.

"Apakah pemerintah siap menghadapi konsekuensi nyata dari orang yang kehilangan pekerjaan?" ujarnya, dengan merujuk pada potensi meningkatnya pengangguran setelah pandemi usai.

Lembaga Malaysian Institute of Economic Research sudah memperkirakan 2,4 juta orang di Malaysia akan kehilangan pekerjaan dan lebih dari 60 persen diantaranya adalah pekerja yang tak memiliki keterampilan khusus. Singapura memakai cadangan negara

Singapura telah menyisihkan S$48 miliar atau setara dengan Rp548 triliun untuk mendukung sektor usaha dan rumah tangga, setelah ekonomi Asia Tenggara diprediksi menyusut lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama tahun ini.

Dana ini merupakan anggaran tambahan, setelah sebulan sebelumnya negara itu mengumumkan kucuran dana S$6,4 miliar, sekitar Rp73 triliun, untuk menopang ekonomi dan perawatan kesehatan dalam mengatasi pandemi virus corona.

Heng Swee Keat, Wakil Perdana Menteri, sekaligus Menteri Keuangan Singapura pada 26 Maret 2020 yang lalu mengatakan, S$17 miliar atau sekitar Rp195 triliun, dari dana tersebut diambil dari cadangan negara.

Ini adalah kali kedua Singapura memakai cadangan negaranya sejak tahun 2009 saat krisis keuangan global.

Saat itu pemerintah menarik S$4,9 miliar (U$3,40 miliar).

Paket ekonomi ini akan dipakai untuk membiayai sejumlah langkah baru dalam merespon pandemi COVID-19. Photo: Singapura termasuk negara di luar China yang paling awal merespon dan menyiapkan skenario penanganan virus corona. (Flickr: Rajesh_India)

 

Heng juga mengumumkan dukungan tambahan untuk sektor-sektor tertentu yang sangat terpukul oleh wabah corona, termasuk penerbangan, pariwisata, transportasi darat, dan industri seni dan budaya.

Perusahaan akan menerima subsidi upah antara 25 persen dan75 persen bagi semua pekerja lokal untuk menyelamatkan pekerjaan, selain menjaga penduduk lokal tetap bekerja di tengah wabah virus corona.

Sebanyak S$15,1 miliar dari paket ekonomi yang disiapkan pemerintah sekarang akan dialokasikan untuk Skema 'JobSupport'.

"Paket ekonomi ini akan membantu kami mengurangi penurunan, dan yang lebih penting, membantu menyelamatkan pekerjaan, dan melindungi mata pencaharian," kata Heng saat mengumumkan anggaran tambahan ini.

"Dengan adanya dukungan dari Pemerintah ini, saya mendesak para pengusaha untuk melakukan bagian Anda untuk mempertahankan pekerja Anda."

Hibah uang tunai sebesar 25 persen dari upah berdasarkan Skema 'JobSupport' ini berlaku untuk semua karyawan tetap dan warga Singapura, yang jumlahnya lebih dari 1,9 juta orang.

Perusahaan-perusahaan di sektor layanan makanan, termasuk kios jajanan, akan menerima subsidi yang lebih tinggi, yakni 50 persen dari upah.

Perusahaan-perusahaan di sektor penerbangan dan pariwisata, yang paling terpukul oleh wabah COVID-19 akan menerima 75 persen dari upah, termasuk maskapai penerbangan, hotel dan operator tempat pertemuan, insentif, konferensi,dan tempat pameran.

Sementara pemilik bisnis tidak akan menerima subsidi untuk upah mereka sendiri. Indonesia kucurkan Rp405,1 triliun Anggaran Indonesia menghadapi COVID-19: Rp 75 triliun untuk bidang kesehatan Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan danstimulus Kredit Usaha Rakyat Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional

 

Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat epidemi virus corona, hari Selasa (31/03).

Ia juga mengumumkan adanya tambahan dana sebesar Rp405,1 triliun untuk meredam dampak ekonomi Indonesia.

Peraturan baru yang ditandatanganinya ini, menurut Jokowi, memberi otoritas keuangan kekuatan untuk mengambil langkah luar biasa untuk memastikan kesehatan masyarakat, menyelamatkan ekonomi nasional dan sistem keuangan.

"Pemerintah memutuskan bahwa total pengeluaran tambahan untuk mengelola COVID-19 adalah sebanyak 405,1 triliun rupiah," kata Jokowi.

Keputusan penggelontoran paket ekonomi ini akan memperluas defisit anggaran tahun 2020 menjadi sebanyak 5,07 persen dari produk domestik bruto.

Dana yang dialokasikan di bidang kesehatan akan digunakan untuk membeli alat-alat kesehatan seperti testing kit, reagen, ventilator,dan perlengkapan medis lain. Kemana arah COVID-19 di Indonesia?
Sejumlah ilmuwan Indonesia memproyeksikan angka kasus virus corona untuk bisa mengantisipasi situasi ke depan.

 

Selain itu, dana di pos ini juga akan dipakai untuk meng-'upgrade' 132 rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19, termasuk rumah sakit darurat di Wisma Atlet.

Insentif bagi tenaga medis juga akan dibayarkan dari anggaran ini, dengan rincian Rp15 juta per bulan untuk dokter spesialis, Rp10 juta per bulan untuk dokter umum, Rp7,5 juta per bulan untuk perawat, dan Rp5 juta per bulan untuk tenaga kesehatan lainnya.

Sementara untuk anggaran pengamanan sosial, dana yang dialokasikan akan digunakan antara lain untuk pembebasan biaya listrik selama tiga bulan bagi 24 juta pelanggan listrik 450 VA, serta diskon setengah harga untuk 7 juta pelanggan 900 VA bersubsidi.

Sebesar Rp 25 triliun dari dana tersebut juga akan disalurkan untuk dukungan logistik sembilan bahan pokok dan kebutuhan pokok lainnya.

Penyaluran dana dari pengamanan sosial juga mencakup alokasi untuk Kartu Sembako yang dinaikkan dari 15,2 juta menjadi 20 juta penerima, dengan manfaat sebesar Rp 200.000 selama sembilan bulan. Photo: Warga kota Jakarta sedang mengamati gedung-gedung dari kejauhan. Presiden Jokowi mengatakan paket ekonomi yang disiapkan pemerintah berusaha menjangkau semua kalangan. (Reuters: Willy Kurniawan)

 

Pemerintah juga akan menanggung seluruhnya PPH21 untuk pekerja sektor industri pengolahan dengan penghasilan, maksimal Rp200 juta setahun, kemudian pembebasan PPH Impor untuk 19 sektor tertentu, dan pengurangan PPH25 sebesar 30 persen untuk sektor tertentu.

Pemerintah juga memberikan keringanan kredit untuk para pekerja informal, termasuk yang mendapat penghasilan harian, seperti pengemudi ojek online, sopir taksi, dan pelaku usaha kecil dan menengah, nelayan, dengan nilai kredit di bawah Rp10 miliar.

Insentif Kredit Usaha Rakyat berupa penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema KUR yang terdampak COVID-19 selama enam bulan juga diambil dari pos dana ini.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Temui Pimpinan DPR, Bu Menkeu Beber Perincian Dana Penanggulangan Corona

Berita Terkait