BEI: Aplikasi Online Trading Dorong Milenial jadi Investor

Kamis, 26 Agustus 2021 – 23:36 WIB
Tangkapan layar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (kiri) menghadiri peluncuran aplikasi online trading saham MotionTrade secara virtual di Jakarta, Kamis (26/8). Foto: ANTARA/Citro Atmoko.

jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran aplikasi online trading diyakini mendorong pertumbuhan investor selama masa pandemi, terutama dari kalangan milenial dan Gen-Z.

Menurut Direktur Utama Burse Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, peran teknologi menjadi semakin penting dalam kegiatan masyarakat.

BACA JUGA: OJK Gencar Lakukan Pengawasan Pasar Modal, BEI Merespons Begini

Ketersediaan sistem aplikasi sistem online trading yang mumpuni, mudah, lengkap, aman, dinilai menjadi suatu kebutuhan penting bagi para investor saat ini.

"Oleh karena itu peluncuran MotionTrade merupakan inovasi yang tepat waktu dan ditunggu oleh investor,” kata Inarno saat peluncuran aplikasi online trading saham MotionTrade secara virtual di Jakarta, Kamis (26/8).

BACA JUGA: MNC Bank Luncurkan Layanan Perbankan Berbasis Digital MotionBanking

Inarno mengatakan, BEI sebagai organisasi regulator mandiri atau SRO juga melakukan berbagai inovasi dan transformasi digital untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam masa pandemi.

Nilai rata-rata transaksi harian (NRTH) di BEI saat ini naik menjadi Rp 13,3 triliun per hari, melonjak 44 persen dari tahun lalu yang hanya Rp 9,21 triliun per hari.

BACA JUGA: IPO GoTo Dinilai Positif Bagi Perkembangan BEI

"Tahun 2021 terus pelan-pelan membaik dan telah kembali ke masa sebelum pandemi. Ini menunjukkan pasar modal Indonesia masih menjadi alternatif sumber pendanaan dan wadah investasi bagi masyarakat Indonesia," kata Inarno.

Dari sisi suplai, sampai 24 Agustus telah terdapat 28 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa dengan nilai penghimpunan dana Rp 29,65 triliun.

Dengan demikian, jumlah perusahaan tercatat di BEI kini sebanyak 740 perusahaan. Inarno menambahkan, jumlah perusahaan yang melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO di Indonesia masih yang tertinggi di bursa ASEAN.

Pertumbuhan tersebut diharapkan masih berjalan dengan positif karena saat ini masih ada 26 perusahaan yang masih dalam proses penawaran umum.

Dia berharap, ada satu lagi unicorn yang mencatatkan sahamnya, IPO, tahun ini.

“Mengenai IPO startup, BEI sedang melakukan diskusi intens dengan OJK dan stakeholder untuk merumuskan regulasi yang memungkinkan startup mencatatkan sahamnya di bursa," ujar Inarno. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler