Bekantan di Teluk Balikpapan Terancam Punah

Jumat, 23 September 2011 – 12:33 WIB
PENAJAM - Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dapat ditemukan di KalimantanJumlah populasinya sekitar 25.000 ekor

BACA JUGA: Lampu Runway Rusak, 4 Pesawat Gagal Mendarat

Di Teluk Balikpapan hidup 1.400 ekor
Jumlah populasi Bekantan di teluk ini mencapai sekitar 5 persen dari populasi seluruh Bekantan di dunia, dan saat ini terancam punah.

"Ancaman utama terhadap populasi bekantan di Teluk Balikpapan adalah proyek pembangunan Jembatan Pulau Balang yang akan menyebabkan perusakan hutan dalam skala besar, baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Stanislav Lhota, peneliti dari Cekoslovakia.

Jembatan Pulau Balang ini dibangun Pemprov Kaltim menghubungkan dari Pantai Lango, Penajam ke Balikpapan

BACA JUGA: Habis Diare, DBD Ancam Sampit

Proyek ini bersumber dana APBD Kaltim mulai tahun anggaran 2007-2008, dan sekarang sejauh pemantauan harian ini sudah menghabiskan Rp 110 miliar, volume pengecoran tiang pancang 120 pipa, dan terealisasi 100 persen posisi awal tahun ini
Target selesai 2013 dengan menelan biaya Rp 480 miliar.

Menurut dia masalah ancaman kepunahan ini dapat dihindari dengan pembangunan Jembatan Teluk Balikpapan di daerah yang tidak mengancam hutan yang masih alami, yaitu di Tanjung Batu

BACA JUGA: Produk Malaysia Kuasai Wilayah Sintang

Opsi alternatif ini bukan hanya lebih ramah lingkungan,  tetapi juga lebih ekonomisOpsi ini tampaknya sejalan dengan rencana Pemkab Penajam Paser Utara yang berniat membangun jembatan penyeberangan ke Balikpapan membelah Teluk Balikpapan pada sisi lain.

Sebelum membuat pandangan soal keberlangsungan bekantan ini, Stan -sapaan akrabnya juga pernah mengkritisi pembangunan jembatan itu yang dinilainya dapat membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan di kawasan itu

Sementara khusus bekantan, kata dia, hewan ini adalah jenis primata yang sangat unikBukan hanya karena hidung jantan dewasa yang besar, tetapi juga karena memiliki sejumlah kekhasan lain, seperti bentuk badan dan perilaku.

Di hutan mangrove Teluk Balikpapan, Bekantan paling suka makan daun, bunga, dan buah pohon rambai laut (Sonneratia alba)Selain itu mereka bisa makan daun muda dari jenis-jenis mangrove lain tetapi dari setiap jenisnya hanya makan dengan jumlah yang terbatas untuk menghindari keracunan.

"Karena itu, mereka harus mencari sebagian makanan lain juga di hutan sekunder di luar hutan mangroveJika hutan mangrove terisolasi dari hutan di sekitarnya, rambai laut dapat rusak sampai mati karena konsumsi berlebihan oleh Bekantan sekaligus kerusakan pohon oleh ulat buluLalu kemudian, bekantan akan punah dari hutan mangrove karena keterbatasan sumber makananHal ini sudah mulai terjadi di wilayah Sungai Somber, Balikpapan," katanya.

Dikatakan, bekantan hidup dalam kelompok terdiri dari seekor jantan dewasa, beberapa ekor betina dewasa dan anak-anak merekaJumlah anggota kelompok sekitar 11 ekor tapi bisa terdiri hanya 2 sampai 30 ekorBekantan jantan dewasa memiliki berat tubuh sampai 20 kilogram, yaitu hingga dua kali lebih besar daripada bekantan betina

Sepanjang penelitian yang dilakukannya, bekantan-bekantan jantan yang tidak berhasil menjadi kepala kelompok keluarga, bergabung di dalam kelompok bujanganSetiap 2 tahun, setelah masa kehamilan 166 hari, betina bekantan melahirkan 1 bayiBayi terlahir dengan wajah biru terang tapi warna memudar secara bertahap dengan usia bertambahBayi menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama ibu mereka, peran utama ayah adalah dalam perlindungan dari pemangsaSelain daripada ibu dan bayi, kontak antara anggota-anggota kelompok sangat sedikit, tapi ada banyak komunikasi suara.
 
Pada sore hari, beberapa kelompok Bekantan biasanya bergabung dan tidur berdekatan pada tepian sungaiTapi pada siang hari mereka terpisah dan menjauhi sungai untuk mencari makan hingga 500 meter dari tepian sungai.

Dijelaskan, habitat bekantan, yaitu hutan pantai dan tepian sungai, adalah tipe hutan yang paling cepat menghilang di KalimantanAncaman untuk kelangsungan hidup Bekantan antara lain adalah konversi habitat mereka menjadi tambak, perkebunan kelapa sawit, kompleks industri, perumahan dan jalan.
 
Sebagian besar populasi bekantan terdapat di luar kawasan konservasiMisalnya di Teluk Balikpapan, hanya 0,01 persen populasi hidup aman di dalam kawasan Hutan Lundung Sungai WainTanpa upaya konservasi yang lebih ketat, diprediksi populasi Bekantan di Teluk Balikpapan akan punah dalam waktu 14-25 tahun mendatang.(ari/far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Distribusi Peralatan E-KTP Tersendat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler