Bela KPK, Ulama Banten Tidak Takut Disantet

Jumat, 11 Oktober 2013 – 15:51 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ulama se-Banten mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka memberikan dukungan kepada KPK untuk menguak kasus dugaan korupsi di pusaran dinasti Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.

"Ulama se-Banten tidak mendukung Atut akan tetapi mendukung KPK. KPK menindak lanjuti, kita hanya mengantarkan ke pintu gerbang," kata  Panglima Pusat Silaturahmi Masyarakat (Puser) Banten, Sukma Saefi Maulana, Jumat (11/10).

BACA JUGA: MPR: Wajar bila Presiden Kerahkan Menteri Usut Bunda Putri

Sukma tidak takut apabila ada ancaman santet. "Kalau memang betul ada santet, silakan santet saya. Saya siap. Saya sudah menyiapkan air keramat Banten yang diambil dari masjid kuno Banten," katanya.

Sedangkan, Paranormal Ki Gendeng Pamungkas menyatakan, kinerja KPK dalam upaya memberantas korupsi kerap mendapat perlawanan. Bentuk perlawanan itu bermacam-macam, termasuk melalui cara santet.

BACA JUGA: Woow, Susi Tur Andayani Selalu Menangkan Perkara di MK

"Sebetulnya KPK setiap malam Selasa dan malam Jumat selalu diserang santet dari pihak-pihak yang diperiksa KPK atau yang sedang diincar KPK," kata Paranormal Ki Gendeng Pamungkas saat dihubungi, Kamis (10/10) malam.

Pria yang memiliki nama asli Isanmasardi ini mengungkapkan para penyidik KPK yang menjadi sasaran santet. "Saya percaya banyak penyidik KPK yang kena santet, tapi pastinya mereka tidak akan mengakuinya," ujar Ki Gendeng Pamungkas.

BACA JUGA: HNW Minta Pengadilan Tipikor Buktikan Kesaksian Yudi Setiawan

KPK melakukan pemeriksaan terhadap Ratu Atut. Ia diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap penanganan sengketa Pemilihan Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi. Adik Atut, Tubagus Chaery Wardana alias Wawan menjadi salah satu tersangka dalam kasus itu.

Perjalanan karir Atut dijalur politik disebut-sebut tak lepas dari campur tangan sang ayah, Tubagus Chasan Sochib. Sebab, semasa hidupnya sosok lelaki yang akrab disapa Abah Chasan dikenal punya jaringan yang cukup luas di wilayah itu. Chasan memiliki predikat sebagai Jawara Banten.

Dinasti politik Atut semakin kuat, tatkala pendukungnya pun terus bertambah. Dari kalangan masyarakat biasa, pelajar hingga kaum spriritualis.

Ki Gendeng Pamungkas menyatakan, komunitas santet Banten, Sukabumi, dan Cianjur Selatan akan spontan menyerang para ketua KPK. Mereka melakukan itu bukan karena disuruh Atut atau pihak manapun. "Tapi hanya sekedar ikatan emosional dengan tokoh Banten Haji Chasan, orang tua Atut," katanya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Ingatkan SBY Berhati-hati Soal Bunda Putri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler